11 Etika Hubungan Intim atau Jimak, Dianjurkan Orgasme Bisa Bersamaan

- 21 Juli 2022, 19:11 WIB
11 Etika Hubungan Intim atau Jimak, Dianjurkan Orgasme Bisa Bersamaan
11 Etika Hubungan Intim atau Jimak, Dianjurkan Orgasme Bisa Bersamaan /Pexels

BERITA BANTUL - Ini tentang 11 etika hubungan intim atau jimak, dianjurkan saat orgasme bisa bersamaan antara suami istri.

Suami biasanya lebih cepat saat orgasme, sementara istri bisa lebih lama rasakan orgasme. Maka, dianjurkan bisa bersamaan orgasme.

Kenikmatan hubungan intim atau jimak pasangan suami istri jangan sampai melupakan 11 etika, agar punya nilai ibadah yang penuh pahala.

Baca Juga: Dalil Keutamaan Hubungan Intim atau Jimak di Malam Jumat

Dengan bahagia menjalani 11 etika hubungan intim ini, pasangan suami istri akan merasakan kenikmatan yang dahsyat, berpahala dunia dan akhirat. 

Berikut ini adalah 11 etika hubungan intim atau jimak, yang mana dianjurkan saat orgasme bisa bersamaan pasangan suami istri.

11 etika hubungan intim atau jimak ini sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW.

1. Disunahkan membaca BASMALAH sebelum menjalani hubungan intim atau jimak.

Setelah baca Basmalah, kemudian membaca “QUL HUWA ALLAAHU AHAD” dilanjutkan dengan membaca takbir (ALLAAHU AKBAR), tahlil (LAA ILAAHA ILLALLAAH) dan disunahkan meskipun tidak sedang mengharapkan keturunan dari persenggamaannya untuk berdoa:

بسم الله العلي العظيم، اللهم اجعلها ذرية طيبة، إن كنت قدرت أن تخرج ذلك من صلبي » « اللهم جنِّبني الشيطان، وجنب الشيطان مارزقتني 

BISMILLAAHIL ’ALIYYIL ‘AZHIIM, ALLAAHUMA IJ’ALHAA DZURRIYYATAN THOYYIBATAN IN KUNTA QADDARTA AN TAKHRUJA DZAALIKA MIN SHULBII, ALLAAHUMMA JANNIBNII AS-SYAITHAANA WA JANNIBIS SYAITHAANA MAA ROZAQTANII 

“Dengan menyebut nama Allah yang agung, Ya Allah, jadikanlah ia anak yang baik bila Engkau takdirkan ia lahir dari keturunanku, jauhkanlah aku dari syaitan dan jauhkanlah syetan dari anak yang akan Engkau karuniakan kepadaku.” (HR. Abu Daud).

Baca Juga: Hubungan Intim atau Jimak di Malam 1 Suro, Dianjurkan atau Dilarang?

2. Berpaling dari arah kiblat saat hubungan intim atau jimak.

Jangan menghadap kiblat saat menjalani hubungan intim atau jimak sebagai bentuk penghormatan pada kiblat.

3. Memakai penutup, jangan melakukan hubungan intim atau jimak dengan telanjang bulat.

Telanjang bulat saat hubungan intim atau jimak itu hukumnya makruh seperti sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa salam.

“Bila salah seorang diantara kalian hendak mendatangi istrinya, pakailah penutup dan janganlah kalian berdua telanjang seperti telanjangnya keledai.” (HR. Ibn Maajah dalam Nail al-Authaar VI/194).

4. Hubungan intim atau jimak diawali dengan cumbuan, sentuhan dan ciuman.

Baca Juga: Hubungan Intim atau Jimak Terlalu Sering Bisa Bikin Pikun, Terlalu Jarang Bisa Alami Sumpek Tanpa Sebab

5. Saat seorang suami telah mencapai orgasme, jangan berlalu begitu saja.

Suami punya kewajiban untuk menghantarkan secara perlahan-lahan istrinya dalam mencapai orgasme karena tak jarang pencapaian klimaks seorang wanita datangnya cenderung belakangan.

6. Dimakruhkan terlalu banyak pembicaraan saat melakukan hubungan intim atau jimak.

7. Bila tanpa adanya ‘udzur (halangan), jangan biarkan empat malam sekali berlalu tanpa hubungan badan.

8. Saat istri tengah datang bulan, sementara keinginan berhubungan intim atau jimak tak dapat tertahankan, untuk menghindari keharaman sebaiknya istri memakai kain penutup pada anggota tubuh antara pusar dan lutut saat mencumbuinya.

Baca Juga: Bercinta atau Hubungan Intim dengan Istri Disertai Dzikir, Bagaimana Hukumnya?

9. Bagi yang menginginkan mengulangi hubungan intim atau jimak untuk yang kesekian kalinya sebaiknya terlebih dahulu dicuci alat kelaminnya, karena hal ini dapat menambah gairah dan dapat menjaga kebersihan.

10. Tidak ada anjuran khusus menjalani hubungan intim atau jimak di malam-malam tertentu seperti malam Senin atau Jumat, namun sebagian ulama ada yang mensunnahkan menjalaninya di malam Jumat.

11. Disunahkan bagi seorang suami di malam pengantin saat berkeinginan menjalani hubungan intim atau jimak terlebih dahulu memegang rambut depan (ubun-ubun) istrinya sambil berdoa:

اللهم إني أسألك من خيرها وخير ما جبلتها عليه، وأعوذ بك من شرها وشر ما جبلتها عليه 

Allahumma inni as-aluka min khairihaa wa khairi ma jabaltuhaa 'alaiih, wa a'uudzubika min syarrihaa wa syarri maa jabaltuhaa 'alaiih.

“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada mu kebaikannya (isteri) dan kebaikan apa yang saya ambil dari padanya, serta aku berlindung kepadaMu dari kejahatannya dan kejahatan apa yang aku ambil daripadanya" (HR. Ibn Majah dan Abu Dawud dari Umar Bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nail al-Authaar VI/189).

Baca Juga: Tata Cara Hubungan Intim dalam Islam, Waktunya Awal Malam atau Akhir Malam?

11 etika hubungan intim atau jimak tersebut berdasarkan referensi berikut ini.

1. Al-Mughni VII/25.

2. Ihyaa’ ‘Uluumiddiin II/46.

3. Kisyaf alQana’ V/216.

4. Mukhtashar Minhaj alQaashidiin hal. 73.

5. Fath al-Mu’iin hal. 107.

6. al-Adzkaar li an-Nawaawi hal. 159

7. Nail al-Authaar VI/194.

8. Al-Fiqh al-Islaam IV/194-195.

Keterangan tersebut dikutip dari Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah - KTB.***

Editor: Muhammadun

Sumber: Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah - KTB


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah