Jawaban Kebiasaan Unik Gus Baha, Mulai dari Baju Putih, Hingga Memakai Songkok Njomplang, Netizen: Kenapa ya?

- 2 Agustus 2022, 06:00 WIB
Jawaban Kebiasaan Unik Gus Baha, Mulai dari Baju Putih, Hingga Memakai Songkok Njomplang, Netizen: Kenapa ya?
Jawaban Kebiasaan Unik Gus Baha, Mulai dari Baju Putih, Hingga Memakai Songkok Njomplang, Netizen: Kenapa ya? /tangkapan layar/

BERITA BANTUL – Jawaban kebiasaan unik Gus Baha, mulai dari baju putih hingga memakai songkok njomplang, netizen: kenapa ya?

Para netizen bertanya-tanya mengapa Gus Baha memiliki kebiasaan unik yaitu memakai baju putih dan sarung ditambah dengan songkok njomplang.

Dan berikut adalah jawaban Gus Baha atas pertanyaan kebiasaan yang dirasa unik netizen mulai dari baju putih hingga songkok njomplang.

Baca Juga: Orang Fasik yang Dosanya sampai Langit pun Diampuni Allah, Begini Keterangan Logis Gus Baha

KH Ahmad Bahauddin Nur Salim atau Gus Baha dimata para netizen memiliki kebiasaan unik dan berbeda dari para mubaligh lainnya.

Najwa Shihab pernah mengomentari pakaian Gus Baha dalam sebuah video yang diunggah olehnya beberapa tahun kemarin.

Tidak hanya itu saja, baju putih milik Gus Baha pernah di lelang di korea, saat para TKI dan TKW Indonesia mengundangnya di PCINU Cabang Korea.

Baju itu laku dengan harga yang fantastis, dan banyak media yang mengunggah sekian nominal dari baju yang di lelang milik Gus Baha tersebut.

Baca Juga: Kalau Kita Terpuruk, Baca Doa Ini Kata Gus Baha, agar Bisa Rela dengan Qadla dan Qadar Allah

Neziten bertanya-tanya, mengapa Gus Baha seperti itu? Artinya memakai baju putih dan memakai songkok dengan njomplang.

Njomplang ini menempatkan songkok atau peci di atas kepala dengan bagian depan atas dahi masih terbuka dan rambut masih terlihat.

Banyak orang yang mempertanyakan, bahkan Tuan Guru Bajang juga mempertanyakannya dalam waktu pengajian bersama Gus Baha di UII beberapa bulan lalu.

Lantas apa jawaban dari Gus Baha terkait dengan kebiasaan memakai baju putih dan memakai songkok njomplang?

Baca Juga: INILAH Amanat yang Diberikan Pada Langit dan Bumi, Kata Gus Baha Mereka Menolak

Gus Baha menjawab bahwa bukan karena ia tidak mencintai batik atau tidak nasionalis sebagaimana politik identitas yang telah tersemat dalam mindset masyarakat.

Melainkan karena alasan bahawa ia selalu disibukkan belajar agama.

"Orang (selalu di) pusing (kan) nyari hadist, disunahkan pakai baju putih, tidak ada sunah beribadah pakai baju batik," kata Gus Baha.

Namun, ia mengingatkan bahwa memakai baju putih saat belajar agama bukanlah hal yang wajib.

Baca Juga: Sikap Tuhan dengan Kekasihnya, Kata Gus Baha Hubungan Allah dengan Nabi itu Lucu, Unik

Meski demikian ia mengaku belum pernah mengaji tanpa memakai baju putih.

Gus Baha pun pernah ditanya jamaah mengapa tidak mengenakan jubah.

"Kalau pakai jubah seperti orang Arab, kalau batik kesannya tidak mengikuti sunah rasul," kata dia.

"Ya sudah tengah-tengah saja pakai kemeja putih. Sunah rasul tapi tetap indonesia," kata dia.

Baca Juga: GUS BAHA: Kisah DUA Wali yang Setara Derajatnya Sholat di Shof Depan dan Shof Luar Pagar

"Sudah kupikir yang seperti itu," tandas Gus Baha.

Saya sudah berangkat Haji. Tapi ya tetap pakai peci hitam. Karena tadi, Mbah Moen itu marah betul.

Kata Mbah Moen, “Cung, ketumu iku regane piro? Dak paleng limang ewu. La kaji-kaji kae ngantek adol tegal, adol sawah. Mbok saingi ketu limang ewu, dak marai gelo atine wong deso?!”

(Nak, pecimu itu harganya berapa? Paling kan cuma lima ribu kan. Orang-orang desa yang pergi Haji itu kan sampai menjual tanah, menjual sawahnya.

Baca Juga: Kisah Sayyidina Ali bin Abi Thalib Tidak Mau Makan Bersama dengan Ibunya, Kenapa? Begini Penjelasan Gus Baha

Masa kamu saingi dengan pecimu yang harganya cuma lima ribu, kan bisa membuat kecewa hatinya orang desa?!)

Lha mengecewakan hatinya orang itu dosa apa tidak? Dosa kan? Berarti memakai peci putih dosa? Hahaha

Makanya, santri Sarang terutama Al-Anwar itu tidak ada yang berpeci putih, kecuali habib (keturunan Nabi). Karena adatnya Mbah Moen, habib itu dimaklumi, adat beliau itu begitu.

Tapi, Mbah Hamid Pasuruan, Pondok Sidogiri, termasuk Gus Najih di Sarang itu argumennya begini: teks hadis kan kesunnahan pakai putih, sehingga ya mereka tetap pakai peci putih. Karena apa? Putih itu Sunnah.

Baca Juga: Orang yang Makrifat Kepada Allah itu Cirinya Dia Terpenjara Kata Gus Baha, Begini Penjelasannya

Nah, saya itu termasuk agak ndakik. Istilah ndakek itu pintar tapi sak penake dewe (semaunya sendiri). Tapi tetap saya itu pintar. Hahaha

Akhirnya, saya sejak dulu pun itu pakai baju Putih. Nabi kan jelas bersabda:

الْبَسُوا مِنْ ثِيَابِكُمُ الْبَيَاضَ فَإِنَّهَا مِنْ خَيْرِ ثِيَابِكُمْ وَكَفِّنُوا فِيهَا مَوْتَاكُمْ

“Kamu itu kalau berpakaian, pakailah pakaian yang berwarna putih.”

Baca Juga: KODE KERAS, Orang Hafidz Itu Harus Bermental Memberi, Bukan Menerima Kata Gus Baha, Begini Penjelasannya

Jadi nanti saya aman waktu ditanya oleh Nabi:

“Ha’, sunnahku putih Ha’.”

“Ini baju saya putih, Kanjeng Nabi. Saya pecinan hitam sebab saya tidak ingin menyakiti orang desa, aman,” ungkapnya sambil terkekeh.

Jadi, Gus Baha menjelaskan bahwa dirinya memang sering pakai baju putih, tapi jarang surbanan.

Baca Juga: Ketika Manusia Sudah Dipenjara Allah dengan Ini Maka Selama Hidup Pasti Hebat Kata Gus Baha

“Kan yang sunnah itu tidak hanya surbanan, baju putih kan sunnah juga,” terangnya.

Itulah ulasan dari kebiasan unik dari Gus Baha yang menjelasakan tentang mengapa ia memakai baju putih dan songkok njomplang.

Untuk alsan mengapa rambutnya terkadang telihat itu, Gus Baha masih belum menyampaikan alasannya.

Menurut sebagian para santri, hal itu merupakan kebiasaan seorang santri yang terkadang bingung dalam memahami ngaji.

Baca Juga: Gus Baha Ungkap Kisah Mbah Hasyim Asyari Mencuci Semua Baju Gurunya yang Menjadi Muridnya, Sangat Mengharukan

Akhirnya secara tidak langsung akan membernarkan atau otak atik peci atau songkok yang berujung pada posisi rambut terlihat di atas dahi kepala.***

Editor: Ahmad Syaefudin

Sumber: Bangkit TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah