Rahasia dan Hakikat Shalat Menurut Waliyullah Imam Al-Haddad

12 Mei 2022, 07:30 WIB
Makna dan Hakikat Shalat bagi Umat Islam /Freepik/rawpixel/

BERITA BANTUL - Shalat adalah tiang agama. Makna dan hakikat shalat akan menjadi ruh kehidupan setiap umat Islam. 

Memahami dan menyelami rahasia dan hakikat shalat jadi spirit ruhani yang dahsyat dalam hidup. 

Waliyullah asal Hadramaut Imam Al Haddad memberikan makna yang luar biasa terkait hakikat shalat untuk keberkahan umat Islam.

Baca Juga: Hikmah Berpakaian Menurut Imam Al-Ghazali

Dikutip dari kitab 'Nashoih Dinniyah', Imam Abdullah Al Haddad menjelaskan bahwa shalat diibaratkan seperti kepala pada manusia.

Manusia mustahil dapat hidup tanpa kepala. Demikian halnya semua perbuatan baik manusia akan sia-sia jika tanpa disertai shalat.

Shalat merupakan parameter diterima atau tidaknya amal perbuatan manusia.

Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda, ‘Pertama yang diperhitungkan pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya diterima, maka seluruh amal sholehnya diterima, namun jika shalatnya ditolak, maka seluruh amal solehnya ditolak pula.’

Baca Juga: Pengertian Iman dan Hikmah Menjadi Mukmin Sejati

Disebutkan juga, Sayyid Alwi bin Abdurrahman Assegaf berkata, 

"Sesungguhnya pamanku Abdurrahman bin Ali berkata, jika kamu mempunyai hajat baik urusan dunia ataupun akhirat, maka memintalah pertolongan kepada Allah SWT dengan melaksanakan shalat.

Bacalah akhir surat Thoha seusai shalat, Insya Allah dengan segala kebesaran-Nya akan dikabulkan hajat dan keinginanmu."

Dijelaskan juga, shalat pada masa sekarang ini tidaklah seperti shalat para salaf terdahulu yang penuh khusyu’ dan khidmat.

Shalat manusia jaman ini merupakan shalat yang selalu dipenuhi kelalaian dan kealpaan, hati dan pikirannya tertuju kepada dunia.

Baca Juga: Doa Mudah Menembus Langit, Ijazah Wirid Kiai Husein Ilyas

Para ulama salaf terdahulu yang tidak diragukan lagi kedalaman ilmu pengetahuannya, menambahkan tiga rukun pada rukun-rukun shalat yang dikemukakan para ulama fiqih yaitu,

1. Khusyuk atau tadabbur (hadirnya hati).

2. Khudu’ (merendahkan diri kepada Allah).

3. Ikhlas.

Ini sesuai dengan Firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.”

Baca Juga: Baca Fatihah 49 Kali, Hutang Lunas, Anak dan Suami Nakal Segera Taubat

Para ulama salaf memberikan makna dalam ayat tersebut.

"Janganlah kalian mendekati (mengerjakan) shalat sedangkan kalian dalam keadaan mabuk oleh kesenangan dunia hingga pikiran kalian kosong dari dari segala urusan dunia."

Bisa disaksikan orang-orang melaksanakan shalat namun hati mereka masih selalu tertuju pada urusan dunia, baik urusan jual beli maupun pekerjaan mereka.

Akibatnya, mereka lupa berapa rakaat yang telah mereka kerjakan, tidak mengetahui surat apa yang telah dibacakan imam.

Mereka sama sekali tidak menghayati bacaan surat Al Fatihah dan ayat-ayat yang lain dalam shalat.

Baca Juga: Doa Rizki Mengalir Deras, Buktikan Rahasia Amalan Abah Guru Sekumpul

Mereka tidak menyadari bahwa mereka berdiri di depan Maha Penguasa dan sedang berdialog dengan Maha Pencipta.

Urusan-urusan duniawi benar-benar telah menguasai hati manusia.

Demikian penjelasan para ulama tentang hakikat shalat yang dikutip dari Bangkitmedia.***

Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler