Pendapat Imam Al-Syafi’i tentang Ilmu Kedokteran

14 Mei 2022, 00:42 WIB
ilmu kedokteran /pixabay/geralt

BERITA BANTUL – Salah satu disiplin ilmu yang paling dibutuhkan di dunia ini untuk kepentingan umat manusia ialah kedokteran. Dengan ilmu tersebut, diketahuilah perihal kesehatan dan penyakit.

Ilmu kedokteran juga menjadi salah satu tanda dari kemajuan peradaban manusia. Karena itu, ilmu kedokteran menjadi salah satu disiplin yang paling banyak dipelajari.

Mengenai ilmu kedokteran ini, Imam Al-Syafi’i juga mempunyai perhatian yang lebih. Bahkan, Sang Imam sendiri mempunyai wawasan yang luas terhadap ilmu kedokteran.

Baca Juga: Nisfu Sya'ban 2022, Dahsyatnya Doa di Malam Mustajab Menurut Ibnu Taimiyah dan Imam Al-Syafi'i

Dikutip dari buku Biografi Imam Al-Syafi’i (Penerbit Zaman, 2015) karya Dr. Tariq Suwaidan, diriwayatkan dari Abu Hushain Al-Mashri, bahwa dirinya berdiskusi dengan Imam Al-Syafi’i mengenai kedokteran hingga dia mengira bahwa lawan bicaranya ialah seorang dokter.

Dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa Imam Al-Syafi’i menganjurkan agar umat Islam mempelajari ilmu kedokteran.

Imam Al-Syafi’i juga pernah berujar, “Ilmu itu ada dua macam; ilmu fikih (ilmu agama) dan ilmu medis-fisiologis (ilmu kedokteran).”

Baca Juga: Kata-kata Mutiara Imam Syafi'i yang Sangat Dahsyat untuk Direnungkan, Bisa untuk Dijadikan Quotes

Di lain kesempatan, Imam Al-Syafi’i berpendapat, “Ilmu fikih untuk agama, ilmu kedokteran untuk tubuh.”

Sang Imam juga pernah memberikan nasihat, “Jangan tinggal di wilayah yang di dalamnya tidak ada ulama yang membimbing agamamu dan tidak ada dokter yang akan merawat tubuhmu!”

Nasihat tersebut mengisyaratkan bahwa ilmu kedokteran itu penting. Imam Al-Syafi’i bahkan menyejajarkan kedudukan dokter dengan ulama.

Baca Juga: 2 Waktu Doa Paling Disukai Imam Al-Syafi'i, Terbukti Dahsyat Mustajab

Ulama itu untuk kepentingan manusia dalam hal akhirat, sementara dokter untuk kepentingan manusia dalam hal dunia.

Lantas, mengapa Imam Al-Syafi’i tidak fokus saja menjadi dokter, tapi justru lebih memilih fikih?

Imam Al-Syafi’i sudah terlampau sibuk dengan urusan fikih. Maksudnya, murid-muridnya yang ingin belajar fikih kepadanya itu sangat banyak sehingga tidak memberikannya kesempatan untuk menjadi dokter.

Jika tidak menjadi seorang ulama yang disibukkan dengan menyebarkan ilmu, bisa jadi Imam Al-Syafi’i menjadi dokter yang sangat baik.***

Editor: Joko W

Tags

Terkini

Terpopuler