BERITA BANTUL – Menurut K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab disapa Gus Baha, begini yang seharusnya dilakukan kalau berdoa.
Kalau berdoa minta sesuatu kepada Allah, Gus Baha menganjurkan bahwa seharusnya memang begini yang dilakukan.
Berdoa itu minta sesuatu kepada Allah, oleh karena itu ada hal yang sudah selayaknya dilakukan di hadapan Allah sebagai etika kepada-Nya.
Sebagai hamba, memang sudah semestinya kita itu hanya berdoa kepada Allah, meminta sesuatu kepada Allah.
Baca Juga: Jangan Lakukan Sholat Isya Pada Waktu Ini, Ust Adi Hidayat: Itu Hukumnya Bisa Menjadi Makruh
Kepada Allah itulah kita bermunajat. Tidak ada yang berhak dimintai doa selain Allah.
Akan tetapi, memohon kepada Allah, berdoa kepada Allah, itu juga ada hal yang harus dilakukan sebagai bentuk etika kita kepada Allah. Itu merupakan sopan santun kepada Zat yang kita minta permohonan.
Terlebih lagi, doa itu merupakan esensi ibadah. Oleh karena itu, berdoa pun ibadah yang sudah sewajarnya memperhatikan etika kepada Allah.
Dikutip dari buku berjudul Dawuh Cinta Gus Baha (2022), disebutkan satu nukilan dari ceramah Gus Baha yang hendaknya kita amalkan dalam berdoa.
Baca Juga: Beginilah Cara Bahagia yang Paling Gampang menurut Gus Baha, Murah dan Tidak Repot
Kata Gus Baha, “Kalau berdoa, bayangkan kamu sedang berada di hadapan Allah. Jangan bayangkan apa yang kamu minta!”
Benar apa yang disampaikan Gus Baha tersebut. Ini adalah etika yang harus dilakukan dalam berdoa.
Ketika berdoa, sudah selayaknya bahwa yang kita mintai pertolongan itu Allah. Oleh karenanya, kita pun fokus pada Allah, kita menghambakan diri kepada Allah.
Jika yang kita fokuskan adalah apa yang kita minta, maka itu tidak sopan. Mengapa tidak sopan? Allah itu disembah, bukan layaknya lampu ajaib milik Aladin yang digosok keluar jin dan menawarkan tiga permintaan yang bisa dikabulkan begitu saja.
Baca Juga: Malam Jumat Kliwon Ada Orang Bangkit dari Kubur, Buya Yahya Beri Penjelasan Begini
Allah bukan lampu ajaib. Dia adalah Tuhan yang Maha Kuasa, Dia adalah Penguasa semesta alam. Tidak etis jika disejajarkan dengan lampu ajaib.
“Ini seakan seperti penegasan, bahwa doa dan penghormatan itu di atas segalanya daripada nafsu belaka,” terang Gus Baha.***