Kisah Samnun yang Lupa Menikah Sampai Usia Senja, Ini Rahasianya

24 November 2022, 19:56 WIB
Ilustrasi: Kisah Samnun yang begitu tinggi cintanya kepada Tuhannya /pixabay/

HIKMAH - Berikut ini tentang kisah seorang sufi bernama Samnun yang lupa menikah sampai usia senja, ternyata begini rahasianya.

Samnun begitu tinggi semangatnya dalam beribadah. Karena begitu khusyu’ ibadahnya, ia sampai lupa kalau usianya sudah senja.

Tak menyangka kalau masa bujangnya sudah sirna. Tetapi, ia tak menyerah untuk melangsungkan sunnah Rasulullah, yakni menikah.

Baca Juga: 9 Waliyullah di Jawa yang Bertemu Nabi Khidir, Ada yang Dimakamkan di Gunungpring

Maka di usia senjanya, Samnun tetap menikah dengan seorang gadis cantik.

Dari pernikahan ini, Samnun dikaruniai seorang putri cantik yang begitu lucu dan mengesankan.

Ketika putri cantik itu berumur tiga tahun, Samnun begitu mencintai sang putri, sampai-sampai ada ketergantungan dalam hati Samnun terhadap putrinya.

Suatu malam, Samnun bermimpi sedang terjadi kiamat. Manusia gonjang-ganjing. Tetapi di tengah gonjang-ganjing tersebut, ada cahaya memancar yang memenuhi seluruh arah bumi.

Itulah cahaya para Nabi yang dikerumuni para pengikutnya. Samnun bahagia karena masuk dalam cahaya terang Nabi Muhammad, tetapi kebahagiaan itu menjadi ketakutan karena ada malaikat yang mengeluarkan Samnun dari golongan cahaya yang terang benderang itu.

Baca Juga: Gus Baha Ceritakan Kisah Amr bin Ash yang Diprotes oleh Seseorang namun Dibela oleh Umar bin Khatthab

Karena merasa dikeluarkan, Samnun akhirnya protes. 

“Saya adalah orang yang cinta kepada Allah. Saya berhak masuk golongan yang bercahaya. Kenapa kamu mengeluarkan aku wahai malaikat?” 

“Iya, kamu memang termasuk golongan orang yang mencintai Allah. Tetapi tatkala cinta kepada anakmu menutupi hatimu, maka namamu dihapus dari golongan orang yang mencintai Allah.”

Demikian sanggah Malaikat yang mengusir Samnun. Mendengar jawaban itu, Samnun menangis tersedu. Di tengah tidur itu pula, Samnun kemudian berdo’a,

“Tuhanku, kalau anakku menjadi menjadi penghalang cintaku kepada-Mu, maka jauhkan anak itu dariku, sehingga aku dapat kembali dekat dengan-Mu bersama kelembutan dan kemuliaan-Mu.”

Setelah doa itu, Samnun kemudian terbangun karena mendengar suara ramai di rumahnya. Ternyata, sang putri tercinta meninggal, karena terjatuh dari pelataran rumah.

Baca Juga: Gus Baha Jelaskan Bahayanya Orang Khawarij, Orang Kafir Masih lebih Baik daripada Mereka

Samnun akhirnya tertegun dan tersadar dengan dirinya. 

Kisah Samnun ini tertera dalam kitab Durrotun Nasihin karya Syekh Utsman al-Khoubary.

Kisah ini memberikan pelajaran penting bagi manusia bahwa kecintaan kepada Allah mengalahkan cinta kepada selain-Nya.

Nama Samnun yang sudah dicap sebagai penghuni cahaya, akhirnya rontok juga, karena kecintannya kepada Allah runtuh oleh cintanya kepada anaknya.

Cinta kepada Allah akan mengantarkan manusia menemukan hekekat dirinya dalam mengabdi kepada-Nya.

Menurut Kuswaidi Syafi’i (2011) asmaul husna termasuk jalan yang sangat tepat bagi manusia untuk menemukan cahaya Allah.

Dengan asmaul husna, manusia bisa semakin mendekatkan dirinya kepada-Nya.

Baca Juga: Cerita Singkat Pembaiatan Khalifah Abu Bakar As Siddiq

Semakin manusia dekat kepada Allah, maka manusia akan menemukan dirinya yang sesungguhnya.

Cak Kus, panggilan akrab Kuswaidi Syafi’i, juga menjelaskan bahwa Nabi Muhammad begitu cinta
kepada Allah, sehingga apapun dilakukan Kanjeng Nabi untuk semakin mendekatkan dirinya kepada Allah.

Walaupun Nabi sudah dijamin masuk surga, tetapi beliau tetap teguh beribadah, bahkan melampaui manusia biasa.

Sungguh ironis kalau manusia yang tak mendapatkan jaminan apapun justru tidak semakin teguh beribadah dan mencintai Allah!

Mereka yang semakin dekat dengan Allah lewat asmaul husna, maka dunia akan datang kepada mereka.

Suatu saat Nabi Muhammad didatangi gunung-gunung yang menawarkan dirinya menjadi emas.

Baca Juga: Kalau Ingin Damai, Siapkan Alat Perang Sebanyak Mungkin Kata Gus Baha

Gunung-gunung itu ingin memberikan yang terbaik kepada Kanjeng Nabi, tetapi Nabi menolak semua itu.

Karena kecintaan Nabi kepada Allah tak bisa ditebus oleh apapun.

Bagi Cak Kus, di tengah jaman yang penuh gejolak ini, saatnya manusia kembali kepada Allah, karena Allah memberikan apapun yang ada di dunia ini.

Seringkali manusia berfikir sempit bahwa kembali kepada Allah seolah meninggalkan dunia dan
kehidupan nyata.

Padahal bagi Cak Kus, justru semakin dekat dengan Allah itulah yang harus makin dinyatakan manusia. Manusia harus sadar bahwa dunia menggelutinya setiap waktu.

Kenapa hidup di dunia, manusia masih mencari dunia?

Inilah pertanyaan krusial yang layak direfleksikan manusia. Manusia sudah mendapatkan dunia seisinya.

Baca Juga: Agar Hati Bersih dan Jernih, Gus Baha Berikan 5 Cara yang Dahsyat: Duduk dengan Orang Sholeh Kuncinya

Sehingga manusia kudu mencari yang Maha Hakekat dari semuanya. Dari sini Sang Maha Hekakat itulah, manusia akan menyingkap beragam misteri kehidupan.

Bagi mereka yang dekat dengan Allah, tak ada misteri dalam kehidupan. Misteri sejati adalah melihat Zat Allah kelak di akhirat.

Keterangan tersebut dikutip dari buku 'Menjadi Kaya dengan Asmaul Husna' karya Muyassarotul Hafidzoh (2012).***

Editor: Amrullah

Tags

Terkini

Terpopuler