Network
BERITA BANTUL - Salah satu kitab tafsir Al-Qur'an yang masyhur di Nusantara adalah kitab Tafsir Al-Ibriz yang ditulis ulama besar asal Rembang, yakni KH Bisri Mustofa.
Tafsir Al-Ibriz ditulis dengan gaya jawa pegon sebagaimana lazimnya yang dipakai pondok pesantren. Karena itu, Tafsir Al-Ibriz ini banyak disukai masyarakat Jawa di berbagai pelosok kampung.
Banyak kisah unik tentang kitab Al-Ibriz ini, sehingga menjadi daya tarik yang makin dicintai masyarakat, terlebih isinya juga ringan dan menyenangkan.
Baca Juga: Kisah Kewalian Mbah Malik Purwokerto Diungkap Habib Luthfi Bin Yahya
Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari buku 'Karomah Para Kiai' yang diterbitkan Pustaka Pesantren tahun 2009 yang ditulis Samsul Munir Amin, ditegaskan sebagaimana berikut ini.
Kisah ini disampaikan Gus Mus (KH Mustofa Bisri), putra pengarang Tafsir Al-Ibriz. Gus Mus mengisahkan tentang para tamu yang datang ke Rembang setelah bertemu Kiai Bisri terkait dengan penulisan karyanya yang monumental itu.
Saat itu, Gus Mus kedatangan seorang tamu dari Cirebon yang menyampaikan pesan KH. Bisri kepada dirinya.
“Anda Gus Mus?” tanya tamu dari Cirebon itu.
“Ya, saya Mustofa,” jawab Gus Mus.
Tamu dari Cirebon itu kemudian menyampaikan pesan yang baru saja diterimanya dari KH. Bisri Mustofa menyangkut karyanya, yakni Tafsir Al-Ibriz.
