Suasana hening. Pidato singkat itu lamat-lamat diresapi ribuan tamu yang hadir, sembari dikaitkan peristiwa cium tangan penjual dawet yang baru saja terjadi.
Mbah Dullah kemudian turun dan duduk di kursi bawah panggung.
Ketika ditanya siapa penjual dawet tersebut, Mbah Dullah menjawab:
“Beliau adalah guru ngajiku sewaktu kecil, beliau yang mengajarkan aku cara membaca Fatihah, sehingga sebab beliau aku bisa membaca Al-Quran, bisa beribadah kepada Allah dan mendekat kepada-Nya.”
Subhanallah, jawaban Mbah Dullah membuat merinding siapa saja. Takjub, bahkan sampai tak ada kata-kata untuk melukiskan.
Mbah Dullah sosok ulama sejati, waliyullah yang tak terbantahkan.
Baca Juga: Syaikhona Kholil Bangkalan Lihat Tumpeng di Atas Kepala Imam Shalat, Ini Fakta yang Terjadi
Dari pidato singkat itu pula, Mbah Dullah mendidik kita semua.
Pertama, salah satu cara menggadengkan tali Allah (sesuai dawuh Syekh Abdul Qodir Al Jailani) adalah dengan tawasul.
Kedua, berbahagialah para pengajar Al-Quran di TPQ maupun musholla.