“Allah …,” jawab santri itu meringis kesakitan.
“Siapa yang perintahkan kamu makan babi tadi?”
“Gus Miek..” jawabnya sambil menundukkan kepala.
“Lalu, siapa yang harus kamu dahulukan?” tanya Gus Miek dengan tatapan tajam.
"Bila untuk pribadi, terapkan hukum syariat, supaya kamu berhati-hati. Tapi bila menilai orang lain, gunakanlah hakikat, agar kamu berprasangka baik."
Gus Miek, bagi santrinya ini, bukanlah sosok waliyullah yang disangka banyak orang, yakni suka melanggar syariat. Saat itu banyak yang mengira Gus Miek tidak shalat, suka minuman keras, dan lainnya.
Santri ini makin yakin, Gus Miek adalah sosok waliyullah yang sangat tegas menjaga syariat Nabi Muhammad SAW.***