Baca Juga: Guru Sekumpul Kisahkan Rahasia Perampok Jadi Waliyullah, Ternyata Ini Amalannya
Setelah berziarah dan berjabat tangan, Kiai Hamid kembali hilang. Guru Sekumpul pun kembali kebingungan. Beliau sempat berpikir untuk meminta pihak kedutaan Indonesia di Irak untuk memulangkan beliau ke kampung halaman.
Saat duduk-duduk sembari berpikir untuk pulang, seorang tua kembali datang dan menyapa Guru Sekumpul dengan bahasa yang beliau pahami.
“Nang, nyawa handak ke mana (Kamu mau ke mana)?” kata orang tua itu.
“Pian ini siapa?”
“Aku urang (orang) kita jua, di Masjid Martapura.”
“Aku adalah abdul Qohir anak Datu Bedoq (seorang jin anak dari jin Islam yang bernama Bedoq atau Badaqut. Badaqut adalah murid dari Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari). Umpatkah ikam nang bulik lawan aku (mau ikut pulang denganku)?”
“Kada wani (tidak berani),” ujar Guru, “Busiah gugur (takut jatuh), mati. Pian terabang (sampean bisa terbang).”
“Ke sini saja,” ujar abdul Qohir, “Kamu tadi berangkat mulai belakang rumah tembus di belakang pauduan (tempat wudhu). Masuk aja di situ.”