Pawang Hujan Tambakberas, Kesaktian Waliyullah Kiai Hamid Chasbullah

- 22 Maret 2022, 10:20 WIB
Pawang Hujan Tambakberas, Kesaktian Waliyullah Kiai Chamid Chasbullah
Pawang Hujan Tambakberas, Kesaktian Waliyullah Kiai Chamid Chasbullah /kolase facebook/udin/

BERITA BANTUL - Salah satu ulama besar Indonesia dari Tambakberas Jombang adalah KH Abdul Hamid Chasbullah yang masyhur dikenal seorang waliyullah.

Kiai Hamid dikenal bukan sosok aktivis seperti kakak kandungnya, Kiai Wahab Chasbullah. Kiai Hamid fokus ngaji dan jadi imam, hidupnya sederhana dan tawadlu. 

Kalau soal kesaktian, Kiai Hamid sangat masyhur. Bisa menghentikan hujan sekaligus mendatangkan hujan. Pawang hujan istilahnya.

Baca Juga: Rahasia Sakti Pawang Hujan Gus Miek, Derasnya Air Menyisih Seketika

Salah satu karomah Kiai Hamid adalah tidak bisa difoto. Hanya ada satu buah foto beliau, yang diambil oleh Kiai Malik (salah satu putra beliau). Itupun hasil cetak gambarnya tidak jelas alias kabur, buram.

Demi mengenalkan sosok Kiai Hamid kepada anak cucu alumni, dan santri, maka keluarga berinisiatif menggali informasi tentang deskripsi fisik Kiai Hamid, selain juga tentang kisah hidupnya.

Lukisan dalam foto mulai dibuat tahun 2016 oleh seniman NU Jatim (Pak Nonot Sukrasmono), atas permintaan dan kesepakatan keluarga besar bani KH. Abdul Hamid Hasbullah.

Lukisan Kiai Hamid dibuat berdasarkan keterangan para sesepuh keluarga dan para alumni Tambakberas era 1950-an.

Baca Juga: Bisikan Habib Ja'far Menembus Langit Kewalian Kiai Hamid Pasuruan, Seketika Bergetar Luar Biasa

Hari Rabu, 21 Juni 2017 (26 Ramadlan 1438 H), keluarga bani Hamid mengadakan buka bersama di ndalem kasepuhan dalam rangka kirim doa dan selametan launching lukisan Mbah Hamid yang sudah jadi beberapa hari sebelumnya.

Dengan adanya lukisan tersebut, diharapkan bisa memudahkan kita semua semakin mengenal dan mencintainya.

Mbah Kiai Hamid juga dikenal sosok kiai yang sangat alim, zuhud, wirai, istiqomah, hafal Quran, langgeng wudhu dan ahli puasa. Salah satu kisah tentang karomahnya diceritakan Gus Ghozi Jogja saat hari raya Idul Fitri 1438 H di ndalem Mbah Wahab Chasbullah.

"Mbah Hamid iku wali, itu yang menyampaikan Mbah Wahab. Suatu ketika saya bertanya ke Mbah Wahab, "Mbah kenapa jenengan selalu sowan langsung ke Mbah Hamid setiap datang dari Jakarta."

"Arek iku wali (dia itu wali)," jawab Mbah Wahab.

Baca Juga: Pecandu Togel Menangis Histeris di Hadapan Kiai Hamid Pasuruan, Ini Rahasianya

"Mbah Hamid punya rutinan ngaji jam 8 sampai 9 pagi di ndalem kesepuhan sebelah utara masjid tapi tidak ada yang ikut ngaji. Mbah Hamid bacakan kitab tapi majlisnya kosong. Namun, saat ngaji, apabila ada kendaraan lewat di depan beliau, pasti kendaraan tersebut mogok."

"Kalau yang lewat dokar atau bendi, pasti kudanya tiba-tiba berdiri, melenguh dan tidak bisa jalan. Usut punya usut ternyata memang pada saat itu Mbah Hamid sedang mengaji khusus santri dari bangsa jin."

"Setiap jam 8 hingga 9 pagi, tidak ada yang berani lewat depan ndalem beliau sebab Mbah Hamid sedang mulang dan mengajar jin," cerita Gus Ghozi.

Karomah lainnya adalah kemana-mana, Mbah Hamid selalu jalan kaki. Tapi anehnya, setiap ketemu orang yang mengucapkan salam padanya, beliau langsung hilang seperti jalan tapi super cepat.

Baca Juga: Suara Kiai As'ad Situbondo Menembus Mata Batin Kiai Hamid Pasuruan

Itu disaksikan banyak orang pada zamannya, baik ketika ngaji rutin ke Sambong, ke Krapak, Kalijaring dan tempat lainnya.

Belum lagi kesaksian Pak Isom Ahmadi riwayat dari ayahnya, Bapak Ahmadi Sambong Jombang. Ia bercerita bahwa Mbah Hamid pernah berjalan di tengah derasnya hujan tapi tidak basah. Mbah Hamid juga bisa menghentikan hujan dan mendatangkan hujan.

Hal yang demikian ini banyak yang menyaksikan, bahkan mendapatkan ijazahnya, diantaranya adalah Kiai Chudori Ngrawan, guru senior Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.

Kisah Kiai Hamid ini dikutip dari buku 'Tambakberas: Menelisik Sejarah, Memetik Uswah', halaman 389-390.***

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah