"Kamu cinta sama saya, aku juga cinta sama kamu," kata orang itu.
Orang itu kemudian memberikan pesan kepada Mbah Moen.
"Sekarang kamu mempelajari ilmu agama melalui kitab-kitab yang berbahasa Arab.
Nantinya, kamu akan menemui suatu zaman, pada zaman itu ilmu agama dipelajari menggunakan buku-buku terjemahan.
Kamu tidak boleh anti terhadap dengan hal itu. Akan tetapi kamu harus memegang dengan sungguh-sungguh mengaji kitab-kitab berbahasa Arab."
Baca Juga: Nasehat Mbah Maimoen: Rahasia 4 Jari dan 1 Jempol untuk Kehidupan
"Setelah berpesan, orang itu kemudian berdo'a sangat lama dan diamini oleh Mbah Maimoen. Setelah berdo'a, orang itu kemudian menghilang. Orang itu adalah Nabi Khidlir Alaihis Salam," kisah Ustadz Wahyudi.
Mbah Moen Muda yang Alim
Ustadz Wahyudi kembali mengisahkan, setelah pertemuan itu, Mbah Maimoen Zubair muda pun terlihat sebagai santri muda yang sangat alim.
"Akan tetapi beliau pernah dawuh bahwa beliau sangat susah karena terlihat sangat alim setelah pertemuan itu," kisahnya.