Rahasia Doa Nabi Khidir Kepada Mbah Maimoen Zubair Sarang Saat Ngaji di Lirboyo

- 30 Maret 2022, 17:08 WIB
Rahasia Doa Nabi Khidir Kepada Mbah Maimoen Sarang Saat Ngaji di Lirboyo
Rahasia Doa Nabi Khidir Kepada Mbah Maimoen Sarang Saat Ngaji di Lirboyo /facebook/udin/

BERITA BANTUL - KH Maimoen Zubair Sarang Rembang adalah ulama panutan yang ribuan santrinya tersebar luas di berbagai penjuru Nusantara. 

Mbah Moen, sebutannya, meninggal dunia saat mushim haji dan dimakamkan di pemakaman Ma'la Makkah.

Saat masih muda, Mbah Moen pernah mengaji di Pesantren Lirboyo Kediri di bawah asuhan KH Abdul Karim.

Baca Juga: Pesan Penting Mbah Moen Menjelang Wafat, Kesaksian Santri yang Menemani di Kamar Hotel

Pengalaman mengaji di Lirboyo menjadi kenangan indah Mbah Moen yang sering diceritakan dalam berbagai acara ngaji di pesantren dan masyarakat. 

Mbah Moen yang luas dikenal alim juga diakui sebagai waliyullah oleh Kiai Hamid Pasuruan. Saat itu, Mbah Moen masih muda, tapi kealimannya sudah diakui para ulama dan kiai.

Ada pengalaman sangat indah yang dialami Mbah Moen saat mengaji di Lirboyo. Pengalaman itu adalah ditemui Nabi Khidir. 

Dilansir dari facebook Ustadz Wahyudi (kanthongumur), dikisahkan saat masih ngaji di Lirboyo, sekitar jam sebelas siang, Mbah Moen mendengar suara yang memanggil dirinya dari kuburan Setono Gedong.

Baca Juga: Gus Baha Kisahkan Humor Mbah Moen dengan Santri Lugunya

Ternyata di kuburan itu ada seorang yang berpakaian seperti petani dan memakai caping.

"Kamu cinta sama saya, aku juga cinta sama kamu," kata orang itu.

Orang itu kemudian memberikan pesan kepada Mbah Moen.

"Sekarang kamu mempelajari ilmu agama melalui kitab-kitab yang berbahasa Arab.

Nantinya, kamu akan menemui suatu zaman, pada zaman itu ilmu agama dipelajari menggunakan buku-buku terjemahan.

Kamu tidak boleh anti terhadap dengan hal itu. Akan tetapi kamu harus memegang dengan sungguh-sungguh mengaji kitab-kitab berbahasa Arab."

Baca Juga: Nasehat Mbah Maimoen: Rahasia 4 Jari dan 1 Jempol untuk Kehidupan

"Setelah berpesan, orang itu kemudian berdo'a sangat lama dan diamini oleh Mbah Maimoen. Setelah berdo'a, orang itu kemudian menghilang. Orang itu adalah Nabi Khidlir Alaihis Salam," kisah Ustadz Wahyudi.

Mbah Moen Muda yang Alim

Ustadz Wahyudi kembali mengisahkan, setelah pertemuan itu, Mbah Maimoen Zubair muda pun terlihat sebagai santri muda yang sangat alim.

"Akan tetapi beliau pernah dawuh bahwa beliau sangat susah karena terlihat sangat alim setelah pertemuan itu," kisahnya.

Hal itu dikarenakan kealiman dengan model seperti itu tidak bisa diwariskan kepada murid-murid. Walaupun Mbah Moen tetap giat dalam belajar dan mengaji.

Baca Juga: Nasehat Mbah Maimoen: Jangan Sombong, Resapi Hikmah Kisah Istri Nabi Ibrahim

"Yen pengen ngalim yo ngaji, kerono iku sing dadi warisane poro Nabi."

(Kalau ingin alim ya ngaji, karena itu yang jadi warisan para nabi)

Walaupun dengan kesibukan berdakwah, menghidupi keluarga, berbagai ukuran masyarakat dan negara, Mbah Moen dengan sungguh-sungguh dalam mengajar, mendidik dan mengaji dengan para santri.

"Beliau mendirikan musholla di depan Ndalem sebagai sarana mengaji dan berjama'ah. Dari Musholla itu kemudian menjadi pondok pesantren. Beliau juga mendirikan Muhadloroh sebagai Madrasah dalam pondok," kisahnya.

Baca Juga: Keistimewaan Kiai Munawwir Krapyak Menurut Gus Ghofur Maimoen Zubair

Menurutnya, Syaikhona Maimoen Zubair pun membangun sekolah yang berbasis umum atau kurikulum, seperti Mts, MA, SMK maupun STAI.

"Disamping itu juga membangun madrasah dalam pondok pesantren, yang di dalamnya terdapat pembelajaran kitab-kitab sebelum dan sesudah selesai pembelajaran di sekolah," tuturnya.***

 

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah