Sementara kapal yang hendak mengangkut mereka belum datang, Kapal tersebut adalah kapal terakhir dalam jadwal hari itu. Padahal satu kapal hanya bisa memuat 15 mobil.
Kiai Hamid menyuruh kang Said, sopir, tetap disitu. Eh, tahu-tahu mobil di depannya memutar balik, mungkin tak sabar menunggu atau apa.
Masih cerita Gus Idris, Mahfuzh Hafizh Surabaya mau pergi haji. Oleh Kiai Hamid ia dibekali 3 biji kurma. Disuruh menanam di Makkah.
Sebelum berangkat, temannya di Jakarta yang juga mau berangkat ke Makkah, memaksa minta satu biji kurma tadi. Terpaksa diberikan.
Di Makkah mahfuzh mendapat musibah, ayah dan adiknya meninggal dunia.
Sedangkan dari rombongan temannya dari Jakarta tadi. Ada seorang yang wafat di tanah suci.
Santri Punya Hutang Jatuh Tempo Buktikan Karomah Kiai Hamid Pasuruan
Asmawi gundah gulana. Ia harus membayar hutang yang jatuh tempo. Jumlahnya Rp. 300.000,- jumlah itu sangat besar untuk ukuran waktu itu. Hutang itu buat pembangunan masjid.
Asmawi sempat menangis saking sedihnya. Darimana ia bisa memperoleh uang sebanyak itu? Pikirannya jadi buntu. Dia melapor ke Kiai Hamid.