BERITA BANTUL – Indonesia baru saja kehilangan sosok guru bangsa yang rendah hati, Prof. Dr. H. Ahmad Syafi’i Ma’arif, atau yang akrab disapa Buya Syafi’i.
Tak bisa dimungkiri, sumbangsih intelektualnya kepada bangsa Indonesia sungguh luar biasa. Karya-karyanya dibaca banyak orang dan menginspirasi.
Pemikirannya pun banyak diikuti. Dengan begitu, Buya Syafi’i merupakan salah seorang tokoh yang berpengaruh besar di Indonesia.
Baca Juga: Tak Mau Repotkan Orang, Kisah Buya Syafii Maarif yang Membuat Menangis Siapa Saja
Mengenai pemikirannya yang tertuang dalam tulisannya, Buya Syafi’i pernah menyindir umat yang mengaku bertuhan namun justru malah menyembah sejarah. Apa maksudnya?
Dikutip dari salah satu buku karyanya berjudul Krisis Arab dan Masa Depan Dunia Islam (Bunyan, 2018), Buya Syafi’i menuliskan salah satu tulisan dalam buku tersebut dengan tajuk Menyembah Sejarah.
Pada awal tulisan dalam tajuk tersebut, Buya Syafi’i mengemukakan pendapat Stephen Hawking yang ateis, tak mengakui adanya Tuhan.
“Ilmu pengetahuan mampu menjelaskan alam semesta tanpa perlunya pencipta,” kata Hawking yang dikutipnya.
“Hukum-hukum fisika dapat menjelaskan tentang alam semesta tanpa memerlukan Tuhan,” lanjutnya.