Tidak hanya itu, menurut kacamata Gus Mus KH. Dimyati Rois adalah sosok ulama yang mencerminkan ulama dan kiai masa terdahulu.
“Kalau mau melihat ulama jaman dahulu, ya itu mbah Dim,” ucap Gus Mus.
Yang dikenal di mana-mana Kiai Dim itu, lanjut Gus Mus adalah sosok yang sederhana, wiraswasta, alim, pejuang, petani, dan juga dikenal ahli hikmah.
Kiai zaman kuno itu ya seperti Kiai Dim. Itu semua jadi satu pada Mbah Dim. Alim, kontekstual, ahli hikmah, wiraswastawan.
Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah ini bahkan terheran-heran dengan cara berpolitik Kiai Dimyati.
“Yang dijadikan rujukan Pak Dim itu kitab kuning seperti Taqrib. Dulu Taqrib dibaca dan dimaknai secara biasa,” ungkapnya.
“Tapi kok bisa ya Taqrib digunakan untuk menata negara? Hanya kiai-kiai besar zaman dulu yang bisa seperti itu,” imbuh Gus Mus.***