Network
BERITA BANTUL – K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang populer disapa Gus Baha, pernah kisahkan humor seputar dunia wali. Wali bukan melulu beribadah kepada Allah dan asketis.
Ada juga humor-humor menggelitik namun penuh dengan makna yang mendalam dalam ketauhidan, keimanan, dan ketakwaan. Humornya pun masuk akal juga.
Meski demikian, humor tersebut tetap memuat pelajaran yang sejatinya bisa memberikan kita tuntunan dalam memahami agama dan mengamalkannya.
Wali itu adalah kekasih Allah. Tentu saja yang berhak mendapat gelar wali Allah itu sudah melewati berbagai fase penyucian jiwa.
Gus Baha mengisahkan bahwa dunia wali itu dunia yang memanfaatkan kepintaran dan kecerdasan. Banyak wali yang ibadahnya itu biasa saja.
Mereka beribadah sekadarnya saja. Bangun malam juga tidak tentu, shalat juga yang wajib-wajib saja. Terlebih lagi jarang berpuasa.
Jenis wali yang ibadahnya biasa ini ditanya, “Kenapa ibadahmu biasa-biasa saja?”
Ia menjawab, “Allah itu tidak diuntungkan dengan ibadahku. Ya sudah, aku beribadah standar saja, yang wajib-wajib.”
Baca Juga: Saat Benci dengan Istrimu, Lakukan Ini Dijamin Langsung Jatuh Cinta Kembali Kata Gus Baha
Dunia wali itu tidak melulu beribadah yang tekun dengan porsi yang banyak. Rupanya, ada juga jenis wali yang ibadahnya biasa-biasa saja, tidak banyak.
Gus Baha melanjutkan kisah dunia wali bahwa ada seorang wali yang berdoa di Multazam. Ia terlihat khusyuk memohon ampunan kepada Allah.
“Ya Allah, ampunilah dosaku, kesalahanku. Ini tempat yang mustajab dan aku berdoa biar tidak berdosa lagi,” wali itu berdoa demikian di Multazam.
Ada yang berkomentar mengenai hal itu. Kalau orang itu tidak berdosa, sifat Ghafur yang Allah miliki itu sia-sia, nganggur. Allah itu punya sifat Ghafur, pemaaf.
Baca Juga: Harun Al Rasyid Galau tentang Keberadaan Tuhan, Jawaban Cerdas Abu Nawas Diungkap Gus Baha
Kalau tidak ada yang berdosa dan bersalah, lantas bagaimana? Bagaimana sifat Ghafur yang Allah miliki itu berfungsi?
Demikianlah di antara sekian humor di dunia wali yang dikisahkan oleh Gus Baha. Lucu dan menggelitik, namun masuk akal juga.
Meskipun itu sekadar humor, namun sejatinya mengandung makna yang mendalam jika kita menerimanya dengan penuh penghayatan dan perenungan.
Kisah tersebut dilansir dari kanal YouTube Universitas Islam Indonesia.***
