Agama Itu Dimulai dari Kesenangan atau Happy Kata Gus Baha, Seperti Ini Keterangannya

- 5 Juli 2022, 19:41 WIB
Gus Baha
Gus Baha /Foto dok.: Tangkap layar YouTube Kumparan Dakwah/

BERITA BANTUL – Agama itu dimulai dari kesenangan atau happy. Demikian inilah menurut Gus Baha dalam sebuah ceramahnya.

Agama itu memang harus diamalkan dengan kesenangan. Jika tidak senang, itu tidak sesuai dengan ajaran agama yakni memberikan kesenangan melalui ketaatan.

Dengan begitu, agama itu dimulai dari kesenangan, diamalkannya pun juga dengan kesenangan.

Inilah agama yang seharusnya memang happy. Terlebih lagi Islam, yang sejatinya mempunyai kandungan ajaran yang mulia dengan kesenangan pada kebenaran dan kebajikan.

Baca Juga: Hari Raya Kurban tapi Tidak Kebagian Daging, Gus Baha: Beli Saja Daging Sekilo atau Setengah Kilo

Kesenangan adalah suasana hati yang tidak terisi dengan hal-hal yang berupa kesedihan dan kebencian. Hatinya penuh dengan kelegaan, kegembiraan, dan kebahagiaan.

Terlebih lagi, Islam adalah agama yang penuh dengan kasih sayang. Oleh karenanya, menjalankan agama Islam itu sudah sejatinya dihiasi dengan kesenangan hati.

Beragama itu melahirkan kesenangan jika dimulai dari kesenangan pula. Jika sedih melulu, untuk apa agama itu datang?

Agama itu datang membawa kesenangan bagi manusia. Oleh karenanya, tidak semestinya orang yang beragama itu menampakkan wajah yang garang dan susah senyum.

Baca Juga: Menjadi Pribadi yang Bermanfaat, Gus Baha: Termasuk Mengaku Kalah dari Orang yang Ingin Menang

Dikutip dari buku berjudul Dawuh Cinta Gus Baha (2022) disebutkan salah satu nasihat Gus Baha mengenai yang demikian ini.

Kata Gus Baha, “Agama itu dimulai dari kesenangan, happy, farah karena agama sendiri adalah jalan dan ruang yang indah penuh kedamaian.”

Benar apa yang Gus Baha sampaikan tersebut. Sejatinya, agama, terutama Islam, adalah jalan dan ruang yang indah penuh kedamaian.

Tidak pantas jika beragama Islam itu justru merasa tidak damai, merasa cemas, merasa panik, dan merasa tidak nyaman sehingga memunculkan ketidaksenangan.

Baca Juga: Surga Itu Tidak Hanya Berada di Telapak Kaki Ibu, Gus Baha: Istri Itu Juga Surga

Sejak dimulai, sudah seharusnya beragama Islam itu dimulai dengan kesenangan; senang terhadap ajaran Islam, senang dengan Tuhannya umat Islam, senang dengan nabinya Islam, dan senang terhadap kitab suci agama Islam.

Jika tidak senang dengan semua itu, bagaimana mungkin Islam itu bisa dibawa dengan kesenangan dan melahirkan kedamaian.***

Editor: Joko W


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x