BERITA BANTUL - Inilah latar belakang perang Jamal yang membelah persatuan umat Islam era awal. Perang Jamal adalah satu di antara sekian peristiwa dalam sejarah Islam di masa sahabat.
Perang tersebut didasari oleh perbedaan ijtihad atau pendapat antara dua kubu yang berseberangan. Kubu pertama ditokohi oleh khalifah sendiri, yakni Ali bin Abi Thalib.
Sementara itu, kubu kedua ditokohi oleh Aisyah binti Abi Bakar, Thalhah bin Ubaidillah, dan Zubair bin Awwam.
Berikut ini kami sajikan latar belakang perang Jamal tersebut dengan sederhana.
Baca Juga: Sayyidah Zainab binti Ali, Cucu Rasulullah yang Cerdas dan Dermawan
Ketika Ali bin Abi Thalib dibaiat sebagai pemimpin atau khalifah yang menggantikan Utsman bin Affan, di antara umat Islam terjadi cara pandang politik yang berbeda.
Sebut saja Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam. Mereka berdua dan beberapa sahabat lainnya menuntut kepada Ali agar mengusut pembunuhan Utsman.
Ali sebenarnya menyetujui hal itu. Akan tetapi, Ali memandang dengan pandangan yang lain. Ali akan mendahulukan stabilitas politik dan berupaya untuk meredam kegaduhan yang tengah melanda umat Islam di masa kepemimpinannya itu.
Rupanya, Thalhah dan Zubair tidak sependapat dengan Ali. Mereka berdua menginginkan agar pengusutan terhadap pembunuhan Utsman segera dilakukan.