Tidak Dilahirkan Jadi Anak Seorang Kiai atau Keturunan Nabi, Kata Gus Baha Malah Enak

- 29 Juli 2022, 08:00 WIB
Tidak Dilahirkan Jadi Anak Seorang Kiai atau Keturunan Nabi, Kata Gus Baha Malah Enak
Tidak Dilahirkan Jadi Anak Seorang Kiai atau Keturunan Nabi, Kata Gus Baha Malah Enak /Instagram @ngajigusbaha

BERITA BANTUL – Tidak dilahirkan jadi anak seorang kiai atau keturunan Nabi, kata Gus Baha malah enak.

Tidak dilahirkan menjadi anak seorang kiai atau keturunan Nabi, kata Gus Baha itu beruntung, malah enak.

Bagi Gus Baha tidak dilahirkan menjadi anak seorang kiai besar atau keturunan Nabi merupakan sebuah keberuntungan yang enak.

Baca Juga: Untuk Menikmati Nikmat Allah Itu Tidak Perlu Ribet, Cukup Pahami Hal Ini Menurut Gus Baha

Menurut Gus Baha, orang biasa yang telah lahir di dunia ini dari seorang ibu dan ayah yang biasa saja merupakan sebuah keberuntungan.

Keberuntungan ini akan menjadi sebuah kenikmatan jika dapat memanfaatkan moment tersebut untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Menurut kiai asal Narukan itu, menjadi seorang anak dari keturunan Kiai besar dan keturunan Nabi itu lahir dengan membawa tanggungan besar.

Dimana ia akan dan harus membawa nama baik leluhurnya dengan menjadikannya sebagai orang yang bisa mengikuti dan menyamai para kakek buyutnya.

Baca Juga: Orang-Orang seperti Inilah yang Tidak Dimaafkan oleh Allah Kata Gus Baha, Jangan seperti Mereka

Namun berbeda dengan orang biasa, yang terlahir dari orang biasa namun hafal Quran, itu sangat luar biasa kerennya.

“Orang biasa, dari bapak ibu orang biasa, bahkan jarang sholat, kok anaknya hafal Quran itu kerennya bukan main,” kata Gus Baha.

Gus Baha menjelaskan bahwa seorang keturunan Kiai besar dan bahkan seorang Habib jika hafal Quran merupakan hal yang biasa.

“Anaknya kiai besar, keturunan Rasul hafal Quran biasa, karena kakek buyutnya hafal juga. Tapi kalau tidak hafal gimana? Beban,” terang Gus Baha.

Baca Juga: Gus Baha Kisahkan Rasulullah Menegur Seorang Badui yang Kencing di Masjid, Para Sahabat Marah

Gus Baha menjelasakan bahwa dalam menjalani kehidupan ini rasa syukur harus di utamakan, dimana semuanya patut disyukuri, termasuk nasab keturunan.

“Kamu yang orang biasa itu beruntung, enak. Kalau lihat keturunan Nabi dapet pahala, lihat kiai ngaji dapet pahala, ngaji juga pahala, misal kamu nakal juga biasa orang keturunan orang nakal, misalnya,” terang Gus Baha sambil terkekeh.

Baginya, menjadi keturunan Nabi, menjadi keturunan kiai besar itu memiliki resiko yang sama dengan orang biasa.

Jika orang biasa tantangannya adalah menuntut ilmu dan berusaha menjadikan keturunan selanjutnya lebih baik.

Baca Juga: Cara Mengelola Rasa Suka dan Tidak Suka pada Seseorang Menurut Gus Baha

Dan orang yang memiliki leluhur baik tantangannya adalah berusaha untuk mempertahankan doa yang telah dilangitkan oleh leluhurnya.

“Oleh karena itu kamu jangan bilang enak ya jadi keturunan kiai ini, ulama ini, cucu Rasul misalnya, kamu itu dilahirkan dari orang biasa itu enak,” ucap Gus Baha.***

Editor: Ahmad Syaefudin

Sumber: Bangkit TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x