Terpidana kedua yang cerdik menjawab, “Aku tahu hal itu. Akan tetapi, setidaknya aku telah memberi diriku empat kesempatan untuk bebas dari hukuman.”
Empat kesempatan itu pun dikatakan oleh terpidana kedua tersebut, “Pertama, raja bisa saja mati dalam waktu setahun ini. Kedua, Aku bisa saja mati dalam setahun ini sementara kematian di atas ranjang lebih mulia dibanding mati di tiang pancung. Ketiga, kuda sang raja juga ada kemungkinan mati dalam setahun ini. Keempat, “mungkin saja nantinya aku mampu mengajari kuda sang raja untuk terbang.”
Artikel ini dilansir dari status M Afifudin Dimyathi pada akun Facebook pribadinya yang diunggah pada 4 Desember 2016.***