“Kamu habis merokok kemudian membaca Al-Qur’an, pantasnya wajib atau tidak gosok gigi itu? Pasti pantasnya wajib,” kata Gus Baha.
“Akan tetapi,” lanjutnya, “Nabi mengatakan bahwa jika tidak memberatkan umat, maka bersiwak (gosok gigi) itu wajib. Bersiwak atau gosok gigi itu normalnya diwajibkan, namun Nabi tidak mewajibkan karena memberatkan umat.”
Jika kita mencermati apa yang Gus Baha sampaikan, maka benarlah bahwa seharusnya bersiwak, atau kalau sekarang gosok gigi, itu pantasnya diwajibkan karena betapa penting dan baik manfaatnya.
Akan tetapi, Nabi Muhammad saw. itu tidak mau memberatkan umatnya dengan mewajibkan bersiwak atau gosok gigi. Hal itu sebagaimana yang disampaikan Gus Baha.
Gus Baha menuturkan, “Nabi itu paling pantang mewajibkan sesuatu yang tidak wajib. Bersiwak (gosok gigi) yang sebaik itu saja tidak diwajibkan karena Nabi tidak ingin menambah kewajiban.”
Selain bersiwak, Gus Baha juga mencontohkan yang lainnya, yakni keutamaan waktu sepertima malam terakhir.
“Doa paling mustajab itu di sepertiga malam terakhir,” ujar Gus Baha.
“Nabi tahu betul hal itu,” lanjutnya, “sehingga Nabi pernah melakukan shalat Isya sekitar pukul tiga sampai setengah empat, hampir masuk subuh, sampai para sahabat (yang menunggu) itu ketiduran di masjid.”