Baca Juga: Menghadap Langit Saat Sholat dan Berdoa, Hati-hati, Ternyata Ini Hukumnya Dalam Islam
Karena sering bersedekah, murid ini kemudian bergaya sok cerdas. Ketika di perjalanan, dia melihat burung yang sayapnya patah dan kakinya juga patah sehingga tidak bisa terbang dan ada di padang pasir.
Karena burung tersebut tidak bisa terbang, burung-burung yang lain pun datang dan memberinya makan. Dengan demikian, burung yang tidak bisa terbang itu tetap bisa makan.
Melihat kejadian itu, si murid tadi menyimpulkan bahwa rezeki itu dari Allah, burung yang sudah tidak bisa mencari rezeki pun masih tetap bisa makan.
“Kalau begitu, saya tidak usah bekerja, nanti juga masih bisa makan,” gumam si murid itu.
Baca Juga: Kalau Menjadi Kiai Itu Tidak Usah Banyak Gaya, Gus Baha: Dulu Orang yang Berdakwah Itu Dipukuli
Si murid itu lantas mengadu kepada gurunya dan menceritakan kisah burung yang tak bisa terbang itu lalu menyimpulkan bahwa dirinya tidak akan bekerja lagi karena pasti akan tetap mendapat rezeki dari Allah.
Oleh Ibrahim bin Adham, murid ini ditertawakan karena kesimpulannya yang seperti itu.
Sang guru mempertanyakan mengapa yang ditiru adalah burung yang tak bisa terbang, karena seharusnya yang ditiru itu adalah burung-burung yang memberinya makan.
Di mana pun, tangan di atas itu lebih baik daripada tangan di bawah.