Begini Penjelasan Gus Baha tentang Ijtihad Menjadi Orang Kaya

- 19 November 2022, 11:44 WIB
Gus Baha jelaskan ijtihad menjadi orang kaya
Gus Baha jelaskan ijtihad menjadi orang kaya /Tangkap Layar YouTube Almunawwir TV/

BERITA BANTUL – Begini penjelasan Gus Baha tentang Ijtihad menjadi orang kaya.

Gus Baha, dalam sebuah kesempatannya pada Multaqa Ulama Al-Qur’an Nusantara 2022 di Pondok Pesantren Al-Munawwir menyampaikan perihal ijtihad.

Seperti biasanya, Gus Baha menyampaikannya dengan suasana yang membuat peserta riang gembira karena selain materi yang disampaikan itu berbobot juga dibawakan dengan ringan dan guyon.

“Ijtihad itu tidak bisa kalau tidak benturan,” kata Gus Baha.

Baca Juga: Gus Baha Ceritakan Kisah Menarik di Balik Qulhu, Keutamaan Surah Al Ikhlas

Gus Baha melanjutkan, “Saya sering cerita di mana-mana, dulu Imam Al Syafi’i itu pengagum kemiskinan karena kalau orang miskin itu tidak ada hisabnya.”

“Imam Al Syafi’i itu,” lanjut Gus Baha, “senangnya bukan main dengan kemiskinan selain faktanya memang juga miskin.”

Gus Baha lantas mengisahkan sebagian fragmen kehidupannya.

Ketika mengaji kepada Imam Malik, Imam Al Syafi’i bertanya tentang siapa ulama yang selevel dengan Imam Malik itu sendiri.

Baca Juga: Hormatilah dan Cintailah Istrimu, Gus Baha: Dialah yang Menyelamatkanmu dari Zina

Imam Malik pun menjawab bahwa dulu ada, yaitu Imam Abu Hanifah, namun sudah wafat, dan masih ada muridnya, yaitu Muhammad bin Hasan Al Syaibani. Imam Al Syafi’i pun mendatangi Al Syaibani.

Al Syaibani kalau menghitung emas atau uang itu di ruang tamu. Imam Al Syafi’i (yang menyaksikan hal itu) mengelus dada dan membatin, mengapa orang sealim itu kok suka duniawi.

Akan tetapi, Al Syaibani mempunyai alasan yang logis. Menurutnya, kalau orang saleh tidak boleh punya uang, tidak boleh kaya, maka akan kacau kalau uang ini dikasihkan kepada tukang dugem atau penjudi.

“Uang itu kalau dipakai oleh orang fasik malah jadinya kacau,” tutur Gus Baha.

Baca Juga: Orang Bilang Poligami Itu Meniru Nabi, Gus Baha: Tidak Usah Bawa-Bawa Sunnah Rasul

Akhirnya Imam Al Syafi’i sadar, bahwa kalau orang saleh itu miskin sementara orang fasik itu kaya, berarti ada syaukatuddzalim ‘alas shalih.

“Seperti apa bahayanya itu,” ungkap Gus Baha.

“Semenjak itu,” kata Gus Baha, “Imam Al Syafi’i itu fatwanya berlebihan, bahwa orang Islam yang bisa kaya namun miskin itu haram.”

“Ibaratnya, bisa beli Alphard kok malah beli Carry tua itu haram,” kelakar Gus Baha.

Baca Juga: Kalau Ada Preman Hampir Mati, Apakah Harus Ditolong atau Tidak? Begini Penjelasan Gus Baha

“Pokoknya fatwanya ekstrem, sampai Islam itu ya’lu wala yu’la ‘alaih,” ujar Gus Baha.

Sementara itu, Gus Baha juga menyampaikan perihal para kiai di Jawa ini kalau miskin itu diharamkan.

Kata kiai-kiai Jawa yang pada miskin juga itu pada berkomentar bahwa sebenarnya orang-orang itu sudah pada tahu, tetapi pada belum mampu. Mereka itu seleranya ingin menjadi kaya tetapi belum mampu, oleh karenanya tidaklah hal itu diharamkan.

Gus Baha melanjutkan bahwa Imam Al Sya’rani bahkan berpesan kepada para muridnya agar menjadi kaya. Sebagian orang pun mempertanyakannya karena manusia itu harus zuhud.

Baca Juga: Sunnah Rasul Itu Macam-Macam, Tidak Hanya yang Asyik-Asyik Saja Kata Gus Baha

Imam Al Sya’rani menjelaskan argumentasinya bahwa nanti kalau membaca ayat-ayat yang berbunyi ‘anfiqu…’ (berinfaklah/bersedekahlah) malah pada kerepotan.

“Kalau kamu miskin,” sambung Gus Baha, “nanti kalau kamu ketemu ayat yang ‘anfiqu…’ ini malah bingung.”

“Jadi, ijtihad itu adalah sesuatu yang harus kita buka,” simpul Gus Baha.

Tulisan ini disarikan dan diolah dari keterangan Gus Baha yang dilansir dari kanal YouTube Krapyak TV.***

Editor: Joko W

Sumber: YouTube Krapyak TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah