Karena merasa dikeluarkan, Samnun akhirnya protes.
“Saya adalah orang yang cinta kepada Allah. Saya berhak masuk golongan yang bercahaya. Kenapa kamu mengeluarkan aku wahai malaikat?”
“Iya, kamu memang termasuk golongan orang yang mencintai Allah. Tetapi tatkala cinta kepada anakmu menutupi hatimu, maka namamu dihapus dari golongan orang yang mencintai Allah.”
Demikian sanggah Malaikat yang mengusir Samnun. Mendengar jawaban itu, Samnun menangis tersedu. Di tengah tidur itu pula, Samnun kemudian berdo’a,
“Tuhanku, kalau anakku menjadi menjadi penghalang cintaku kepada-Mu, maka jauhkan anak itu dariku, sehingga aku dapat kembali dekat dengan-Mu bersama kelembutan dan kemuliaan-Mu.”
Setelah doa itu, Samnun kemudian terbangun karena mendengar suara ramai di rumahnya. Ternyata, sang putri tercinta meninggal, karena terjatuh dari pelataran rumah.
Baca Juga: Gus Baha Jelaskan Bahayanya Orang Khawarij, Orang Kafir Masih lebih Baik daripada Mereka
Samnun akhirnya tertegun dan tersadar dengan dirinya.
Kisah Samnun ini tertera dalam kitab Durrotun Nasihin karya Syekh Utsman al-Khoubary.
Kisah ini memberikan pelajaran penting bagi manusia bahwa kecintaan kepada Allah mengalahkan cinta kepada selain-Nya.