Cak Nun Ajarkan Bahwa Hidup Itu Harus Pintar Ngegas dan Ngerem

- 21 Januari 2023, 18:32 WIB
Cak Nun Ajarkan Bahwa Hidup Itu Harus Pintar Ngegas dan Ngerem
Cak Nun Ajarkan Bahwa Hidup Itu Harus Pintar Ngegas dan Ngerem /Berita Bantul/

BERITA BANTUL – Cak Nun ajarkan bahwa hidup itu harus pintar ngegas dan ngerem.

Apa yang Cak Nun ajarkan tersebut ditulisnya dalam buku yang bertajuk “Hidup Itu Harus Pintar Ngegas & Ngerem.

Apa yang Cak Nun ajarkan tersebut terkait dengan bagaimana seharusnya kita bersikap dalam kehidupan sehari-hari; bijak.

Dalam buku setebal 244 halaman yang diterbitkan oleh Penerbit Noura Books tersebut Cak Nun memberikan banyak wejangan kebijaksanaan.

Baca Juga: Tarif Mengundang Cak Nun dan Kiai Kanjeng Berapa? Cek Langsung Penjelasan Emha Ainun Najib

Dengan bijak, keadilan dan kasih sayang bisa berdampingan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang baik dengan perlakuan bajik.

Oleh karena itu, dalam berbagai hal, sikap bijak harus diutamakan.

Pengutamaan sikap bijak pun termasuk juga dalam penggunaan internet, terlebih ketika kita berselancar di dunia maya dengan media sosial.

Di internet, kebebasan kita seolah “tanpa batas”. Jika tidak mengedepankan sikap bijak, maka kita hanya akan menebar kebencian jika tidak turut membenci atau mendapatkan benci.

Baca Juga: Kita Memasuki Pasar Riba, Puisi Cak Nun Emha Ainun Najib tentang Uang dan Keserakahan

Cak Nun dalam buku tersebut mengatakan, “Internet itu bagus untuk membantu kita dalam berkomunikasi, tetapi sangat buruk untuk membangun mental manusia.”

“Di sisi lain,” lanjut Cak Nun, “tujuan agama hanya satu; mendidik manusia agar mampu mengendalikan diri.”

Cak Nun menambahkan, “Beribadah itu bisa mengendalikan diri. Sementara itu, internet memberikan peluang kepada kita untuk melampiaskan diri. Di internet, kita bisa berbicara apa saja, bohong atau tidak bohong, semua bisa.”

Di internet banyak dari kita malah saling bertengkar hanya karena berbeda. Hal itu justru sangat menunjukkan dengan terang dan jelas betapa kita masih tidak bijak, baik dalam beragama maupun dalam berinternet.

Baca Juga: Jokowi Disebut Firaun Jadi HEBOH, Ternyata Gus Yahya Pernah Sebut Cak Nun Begini

Lantas, jika kita mengaku sebagai kaum beragama, agama apa yang kita anut, yang ajaran-ajarannya kita amalkan?

Padahal, tidak satu pun agama mendoktrinkan kebencian dalam kacamata sosial.

Dalam buku tersebut, Cak Nun menyampaikan, “Kita sebagai manusia pun harus belajar dari sikap bijak Nabi Muhammad saw. karena beliau diutus sebagai manifestasi rahmatan lil’alamin (rahmat bagi semesta alam).”

“Kita adalah khalifah fi al’ardl yang harus bisa menjaga rahmatan lil’alamin,” tandasnya.

Baca Juga: Heboh Cak Nun Sebut Jokowi sebagai Firaun, Gus Nadirsyah Hosen Beberkan Siapa Itu Firaun di Kalangan Umat

Cak Nun melanjutkan, “Kita bisa menembus dimensi-dimensi karena berkewajiban untuk rahmatan lil’alamin.”

“Jadi,” tambahnya, “hendaklah kita tidak sedikit-sedikit bertengkar hanya karena perbedaan cara pandang.

Bijak itu mampu menempatkan diri, tidak melampiaskan diri pada sesuatu yang bukan tempatnya.

Oleh karena itu, bijak bisa disebut sebagai nilai moral tertinggi dalam kehidupan.***

Editor: Joko W


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x