“Kiai pun juga begitu,” kata Gus Baha. “Ketika masih hidup, kiai itu dikritik. Ketika sudah meninggal, kiai penggantinya pun dikritik dan dikomentari bahwa kiai tersebut tidak seperti kiai pendahulunya.”
Setelah itu, Gus Baha menambahkan, “Dulu Pak Karno dikiritik. Orde baru pun dikritik.”
Gus Baha juga mencontohkan bahwa Nabi Muhammad saw. juga pernah dikritik. Perihal mukjizat inilah yang dikritik.
“Bahkan, Nabi pun pernah dikritik, tidak cuma presiden,” terang Gus Baha.
Baca Juga: Yang Menyebabkan Rusaknya Pernikahan Adalah karena Tidak Mau Punya Anak Kata Gus Baha
Gus Baha kemudian mengisahkan bahwa Nabi Muhammad itu mukjizatnya adalah mengaji. Kata orang-orang, mukjizat itu tidak keren sama sekali. Mukjizat itu harus pakai tongkat, biar seru.
Nabi itu mukjizatnya mengaji, mengajar. Maksudnya, sebagaimana yang dikatakan Gus Baha, mengatur logika supaya mapan menikmati Allah dan Rasul-Nya. Itu namanya mengajar atau mengaji.
Akan tetapi, masyarakat tidak suka dan menginginkan kalau Nabi itu hendaknya punya tongkat seperti Nabi Musa.
Nabi sendiri sempat tergoda untuk mempunyai tongkat seperti Nabi Musa. Hanya saja, Allah menegur bahwa dulu Nabi Musa punya tongkat pun masih banyak yang tidak beriman.