Khutbah Jum'at Singkat tentang Rajab dan Shalat, Bersihkan Diri dari Kotoran Maksiat

13 Februari 2022, 08:52 WIB
khutbah jum'at tentang rajab dan shalat /jpeter2 /pixabay/

BERITA BANTUL - Bulan Rajab sangat monumental. Nabi Muhammad menjalani peristiwa dahsyat, yakni Isra Mi'raj. Perjalanan dari bumi menembus langit, bahkan menuju ke hadirat Allah SWT. 

Saat Nabi Muhammad telah merasakan dahsyatnya pertemuan dengan Allah dan melihat langsung indahnya surga, tetap saja Nabi Muhammad turun ke bumi. 

Nabi Muhammad tidak mau berdiam di surga, tapi kembali kepada umat membawa hadiah sangat istimewa, yakni shalat lima waktu. 

Baca Juga: Khutbah Jumat tentang Peristiwa Penting di Bulan Rajab, Ada 8 Makna yang Mengubah Cara Pandang

Shalat lima waktu menjadi perisai umat Islam agar terus menerus membersihkan diri dari berbagai kotoran dan maksiat. Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari NU Online, berikut ini adalah khutbah Jumat singkat tentang dahsyatnya Rajab dan shalat, sangat cocok dibawakan untuk jamaah.

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا بِشَهْرِ رَجَبَ، وَهُوَ الَّذِيْ اصْطَفَى نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا ﷺ الْمُجْتَبَى الْمُؤَيَّد. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمَ وَبَارِكْ وَتَرَحَّمْ وَتَحَنَّنْ عَلَى مَنْ بِهِ تُرْجَى شَفَاعَتُهُ يَوْمَ الْمَآبِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعِبَادِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى سَائِرِ الْأَعَاجِمِ وَالْعَرَب.

أما بعد   فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْنِىْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ   

Hadirin, jamaah Jumat rahimakumullah,

Saya berwasiat kepada pribadi saya sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah dengan cara berusaha semampunya untuk menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.   

Hadirin sidang Jumat yang berbahagia,

Rajab adalah bulan istimewa. Rajab adalah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Keempat yang dimuliakan tersebut adalah bulan Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Firman Allah subhanahu wa ta’ala:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ   

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (QS At-Taubah: 36)

Baca Juga: Khutbah Jum'at tentang 3 Keistimewaan Rajab, Cocok Banget Membuat Orang Mau Bertaubat

Di bulan mulia ini orang-orang dilarang melakukan peperangan dan mengangkat senjata. Jadi siapa pun merasa aman. Bahkan para ulama fiqih memperberat sanksi diyat bagi siapapun yang membunuh seseorang pada bulan-bulan ini dengan hukuman yang lebih berat.

Al-Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsirnya menjelaskan tentang empat bulan yang dimuliakan tersebut dengan kalimat berikut:

وَمَعْنَى الْحُرُمِ: أَنَّ الْمَعْصِيَةَ فِيهَا أَشَدُّ عِقَابًا، وَالطَّاعَةَ فِيهَا أَكْثَرُ ثَوَابًا  

Artinya: “Yang dimaksudkan dengan bulan-bulan yang dimuliakan di sini, sesungguhnya maksiat dalam bulan ini siksanya lebih berat. Jika menjalankan ketaatan, pahalanya dilipatgandakan.”

Pada bulan Rajab ini perlu menjadi pengingat-ingat untuk pribadi kita, supaya kita membersihkan diri kita dari kotoran-kotoran maksiat. Mari kita hentikan caci maki, menyebar kabar bohong, hoaks, fitnah menggunjing sesama warga negara dan bentuk perilaku-perilaku yang tidak pantas dilakukan oleh seorang muslim. Ingatlah, dosanya dilipatgandakan.   

Tidak lupa, mari kita mulai konsentrasi memikirkan akhirat kita yang abadi, menyambut bulan Ramadhan yang suci tinggal sebentar lagi.   

Al-Imam Dzun Nûn Al-Mishriy mengatakan:

رَجَبٌ شَهْرُ الزَّرْعِ، وَشَعْبَانُ شَهْرُ السَّقْيِ، وَرَمَضَانُ شَهْرُ الْحَصَادِ  

Artinya: “Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan menyiram, sedangkan Ramadhan adalah bulan menuai.”

وَكُلٌّ يَحْصُدُ مَا زَرَعَ، فَمَنْ ضَيَّعَ الزِّرَاعَةَ نَدِمَ يَوْمَ الْحَصَادِ  

Setiap orang akan mengunduh atas apa yang ia tanam. Barangsiapa yang tidak merawat tanamannya, ia akan menyesal saat musim panen.   

Baca Juga: Teks Khutbah Jum'at tentang Makan Harta Haram, Jangan Sampai Terjerumus di Neraka

Hadirin hafidhakumullah,  

Imam Nawawi dalam kitabnya Ar-Raudhah menyatakan pada malam tanggal 27 Rajab, dahulu Nabi Muhammad SAW diisra’kan atau dititahkan oleh Allah melaksanakan perjalanan malam dari Baitul Haram, Makkah menuju Baitul Maqdis, Palestina.   

Setelah itu, Baginda Rasul dinaikkan dari Baitul Maqdis, Palestina menuju Sidratil Muntaha dengan ditemani malaikat Jibril. Singkat cerita, di situlah Nabi Muhammad mendapatkan mandat shalat lima waktu yang diwajibkan kepada semua umat Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.   

Momentun isra’ mi’raj ini, marilah kita mengingat kembali betapa kita dimuliakan oleh Allah, kita sewaktu-waktu minimal dipanggil menghadap kepada Allah dalam sehari semalam, kita diperbolehkan bahkan diwajibkan menghadap penguasa alam semesta sebanyak minimal lima kali.

Marilah kita tata shalat kita. Yang belum jamaah rutin di masjid, jika ada panggilan azan, panggilan menghadap kepada-Nya, mari kita gumregah, cepat-cepat mendatangi panggilan-Nya. 

Orang yang ingin doanya terkabul, hendaknya jika Allah memanggil segera mengabulkan undangan Allah yang berupa shalat. Dengan shalat di awal waktunya insyaAllah doa-doa akan mudah diijabah oleh Allah.   

Baca Juga: Makna Kata Allah dan Baca Dzikir Hu Menurut KH Maimoen Zubair Sarang

Shalat merupakan ibadah yang paling utama. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya:

اَيُّ الْعَمَلِ اَفْضَلُ؟, kegiatan apa yang paling utama, Ya Rasul?  

Kemudian Rasul menjawab,

اَلصَّلاَةُ لِاَوَّلِ وَقْتِهَا,  Shalat di awal waktunya.

Banyak juga hadits yang menyebutkan keutamaan-keutamaan tentang shalat.

Di antaranya adalah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

 إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَاِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ. .... الحديث   

Artinya: Sesungguhnya yang pertama kali dihisab pada diri seorang hamba pada hari kiamat dari amalnya adalah shalat. Jika shalatnya baik, sungguh ia beruntung dan sukses. Jika rusak shalatnya sungguh ia menjadi orang yang merugi. (HR Abu Dawud, An-Nasai dan At-Tirmidziy).   

Shalat punya tata caranya tersendiri. Ia harus dilengkapi syarat, rukun. Wudlunya harus sesuai aturan, mandinya bagaimana, bacaan Fatihah-nya bagaimana, ini yang perlu kita introspeksi pada diri kita masing-masing. Sudah sesuai aturan syara’ atau belum? Kalau belum, jangan sungkan-sungkan mendatangi kiai atau ustadz untuk belajar. Carilah guru yang benar-benar bisa membimbing kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Semoga kita dan keluarga kita senantiasa diberi pertolongan oleh Allah subhanahu wa taala agar diberi pertolongan menjadi orang baik, mudah melaksanakan shalat dan amal-amal baik yang lain. Amin.

Baca Juga: Bertemu Rasulullah Saat Ziarah di Makamnya, Guru Sekumpul Bergetar

  بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَجَعَلَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاِت وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ هُوَ البَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ.

أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيْم، بسم الله الرحمن الرحيم، وَالْعَصْرِ (١) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣) 

 وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرّاحِمِيْنَ 

Khutbah Kedua

 اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا  

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

  اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللهُمَّ أَعِزِّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ 

Demikian khutbah Jumat tentang rajab dan shalat yang dianggit Ustadz Ahmad Mundzir, pengajar di Pesantren Raudhatul Quran an-Nasimiyyah, Semarang. Semoga bermanfaat.***

Editor: Muhammadun

Sumber: NU Online

Tags

Terkini

Terpopuler