Baca Juga: Kisah Pengembaraan dan Perjalanan Spiritual Al Hallaj yang Mengundang Kontroversi
Dia juga mengaji beragam keilmuan tradisional Islam kepada sejumlah guru di Wasit, sebuah kota dekat Ahwaz, Persia.
Usai mengaji di kampungnya, dia pergi ke Baghdad untuk meneruskan mengaji kepada sufi otoritatif: Abu Al Qasim Al Junaid (w. 298 H), Amir Al Makki (w. 291 H), dan sejumlah guru yang lain.
Ketika Al Hallaj menginjak usia 20 tahun, dia ditahbiskan sebagai guru dalam tasawuf, sufisme, atau keilmuan esoterik.
Tak lama kemudian dia ke Mekkah untuk menjalankan ibadah haji. Di kota suci ini, pergulatannya dengan dunia sufisme semakin intens. Otoritasnya di bidang ini (sufisme) semakin menonjol.
Pada saat berada di Arafah, dia mendaki sendiri ke gunung Arafah, meninggalkan sahabat-sahabat dan para pengikutnya, sampai puncak gunung itu.
Di sini sambil berdiri, dia berdoa:
يا دليل المتحيرين زدنى تحيرا. وإذا كنت كافرا فزدنى كفرا
Oh, Tuhanku, Pembimbing orang-orang bingung