Rahasia Nyai Sholihah Mendidik Gus Dur Jadi Tokoh Dunia

11 Mei 2022, 19:37 WIB
Nyai Sholihah Wahid, Ibunda Gus Dur /bangkit/

BERITA BANTUL - KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dikenal luas sebagai negarawan yang jadi Presiden RI ke-4. Gus Dur masyhur di berbagai penjuru dunia. 

Nyai Sholihah Wahid, sang ibunda Gus Dur, punya rahasia besar yang menjadikan putra pertamanya menjadi sosok yang membuat sejarah besar bagi bangsa. 

Pendidikan khusus yang diberikan Nyai Sholihah kepada Gus Dur menjadikan putranya punya pemikiran cemerlang untuk bangsa dan negara. 

Baca Juga: Tersingkapnya Kewalian Gus Dur Saat Beli Durian, Penjualnya Langsung Teriak Menangis

Dikutip dari laman facebook Rijal Mumazziq Z, dijelaskan bahwa karakter Gus Dur banyak dipengaruhi oleh ibundanya.

Nyai Sholihah disebut sebagai perempuan tangguh yang ditinggal wafat suaminya, KH. A. Wahid Hasyim ketika dirinya mengandung putra keenam, Hasyim Wahid.

Ini yang mempengaruhi Gus Dur dalam keteguhan memegang prinsip dan kepedulian kepada mereka yang terpinggirkan.

"Nyai Hj. Sholihah ini sedang mengandung anak keenamnya saat sang suami, KH. Abdul Wahid Hasyim, ulama cum negarawan muda paling moncer dalam sejarah Indonesia, berpulang akibat kecelakaan di Bandung," tegas Rijal yang juga Rektor Institute Agama Islam Al-Falah As-Sunniyyah Kencong Jember Jawa Timur.

Baca Juga: Kuasai 27 Bahasa Asing, Ayahanda Habib Luthfi Juga Hafal Qur'an Qiroah Sab'ah

Nyai Sholihah, yang belum genap berusia 30 tahun menjanda dengan tanggungan 6 buah hati: Abdurrahman Ad-Dakhil, Aisyah, Shalahuddin, Lily Khadijah, Umar dan Hasyim Wahid.

"Tak tega melihatnya sendirian di Jakarta, KH. Bisri Sjansuri meminta puterinya itu kembali tinggal ke Jombang. Sholihah menolak, dia bertekad membesarkan buah hatinya sendirian di ibukota," tegansya.

Di era 1950-an, di mana kondisi sosial-politik dan ekonomi tidak stabil, tentu pilihan ini sangat beresiko. 

Menurutnya, insting Nyai Sholihah sebagai seorang perempuan tangguh mulai terasah saat dia mulai berbisnis beras. Bahkan menjadi makelar mobil dan pemasok material ke kontraktor pun pernah dia jalani.

Baca Juga: Gus Dur Dibentak Istri Protokol Istana, Kisah Lucu dan Menggemaskan

Nyai Sholihah juga merintis panti asuhan, rumah bersalin, beberapa majelis taklim, dan kegiatan sosial lainnya.

Karakter Gus Dur yang peduli wong cilik, mendahulukan kepentingan orang lain, dan tempat bersandar mereka yang terpinggirkan dan terdzolimi, saya kira menurun secara genetik dari ibundanya.

Tak hanya itu, rumahnya dia jadikan sebagai salah satu basis politik NU.

"Keputusan penting seputar kiprah NU di perpolitikan digodog di sini oleh dua tokoh sentralnya: KH. Bisri Sjansuri, ayahnya; dan KH. A. Wahab Chasbullah, pakdenya," tulisnya.

Baca Juga: Rahasia Bekas Air Wudlu Menurut Abah Guru Sekumpul

Sikap NU terkait dengan Dekrit Presiden, Kabinet Gotong Royong, hingga keputusan cepat Muslimat dan NU beberapa waktu usai G-30-S/PKI digodog di rumah Nyai Sholihah.

Dengan kerja keras dan tirakatnya, kelak para buah hatinya menjadi orang berhasil di bidangnya.

1. Abdurrahman Ad-Dakhil alias Gus Dur menjadi Presiden Ke-4.

2. Aisyah Hamid Baidlawi menjadi ketua Muslimat NU dan politisi Golkar.

3. Lili Khadijah menjadi politisi PKB.

4. Sholahuddin Wahid menjadi pengasuh pesantren Tebuireng Jombang.

5. Umar Wahid menjadi direktur rumah sakit di Jakarta.

6. Hasyim Wahid menjadi sosok nyentrik yang mendidik anak muda NU.

Baca Juga: Kiai Sakti Probolinggo yang Membuat Gus Dur Tertawa Saat Pimpin Rapat, Ini Kisah Uniknya

Menurut Gus Rijal, dalam beberapa keputusan penting di PBNU, ketika para kiai "gagal" melunakkan Gus Dur, mereka memilih jalan menghadap Nyai Sholihah agar bisa melunakkan putranya.

"Berhasil. Gus Dur taat pada ibundanya. Karakter Gus Dur yang dipahat ibundanya, juga sama dengan yang dialami oleh seorang yatim lainnya, BJ. Habibie," tegasnya.

Keduanya ditinggal wafat sang ayah dalam usia belia, ditempa sang ibu, dan kemudian menjadi presiden RI.

Dikisahkan juga, ketika Gus Dur di Universitas al-Azhar, Nyai Sholihah kerap menitipkan (melalui para sahabatnya) beberapa botol kecap dan puluhan sarung agar Gus Dur mau menjualnya.

Baca Juga: Pidato 5 Menit hanya Diterjemahkan 1 Kata, Diplomat AS Takluk di Tangan Pejabat China Kata Gus Dur

Maksudnya, biar menjadi tambahan uang saku. Apa daya, Gus Dur memang nggak berbakat sebagai pedagang.

"Kecap dan sarung memang ludes, bukan dibeli, tapi diminta para sahabat-sahabatnya," tegasnya, dikutip BeritaBantul.com, 11 Mei 2022.***

 

Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler