Mengurai Konflik Keluarga Butuh Pendekatan Khusus, Begini Nasehat Kyai Sahal Mahfud Kajen

- 14 Februari 2022, 18:02 WIB
Mengurai Konflik Keluarga Menurut Kyai Sahal
Mengurai Konflik Keluarga Menurut Kyai Sahal /facebook/udin/

BERITA BANTUL -Konflik dalam keluarga sering kali tidak ada ujungnya. Pasangan suami istri biasanya akan berebut benar, tidak mau disalahkan. 

Kalau konflik itu dibiarkan, maka akan sangat bahaya. Bukan saja bahaya terkait masa depan pasangan, tapi juga masa depan anak.

Karena itu, butuh pemahaman dan pendekatan khusus, sehingga konflik bisa terurai dengan baik.

Baca Juga: Makna Memukul Istri Menurut Kyai Sahal Mahfudh Kajen

Baca Juga: Memukul Istri Tanda Orang Gagal, Quraish Shihab: Menghina Saja Dilarang oleh Agama!

Demikian ditegaskan KH Dr Jamal Ma'mur Asmani, dosen Institute Pesantren Mathaliul Falah (IPMAFA) Kajen Pati kepada BeritaBantul.com, Senin, 14 Februari 2022, melalui saluran smartphone.

Terkait konflik keluarga ini, Kyai Jamal, sapaan akrabnya, merefleksikan pemikiran Kyai Sahal Mahfudh Kajen yang dikenal sebagai pakar fiqh sosial.

"Kiai Sahal punya pandangan solutif yang sangat mencerahkan," tegas Kyai Jamal yang pernah belajar kepada Kyai Sahal di Perguruan Islam Mathaliul Falah (PIM) Kajen Pati.

Menurut Kyai Jamal, ada makna sangat bagus yang dikemukakan Kyai Sahal terkait bahasa memukul dalam surat An-Nisa ayat 34.

"Bagi Kyai Sahalperintah Allah untuk menasehati, pisah ranjang, dan memukul istri itu tujuannya adalah memunculkan kesadaran dari dalam istri agar kembali taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dus, tiga cara tersebut hanya sarana yang tujuannya adalah menggapai ridla Allah," tegas Kyai Jamal.

Baca Juga: Cerpen Emak dan Cita-citaku Karya Muyassarotul Hafidzoh, Baca dengan Seksama, Kamu Akan Teteskan Air Mata

Makanya, lanjut Kyai Jamal, di saat konflik keluarga itu, Kyai Sahal menyarankan memilih diam.

"Bagi Kiai Sahal, diam ketika istri sedang nusyuz (membangkang) lebih efektif karena istri akan introspeksi (محاسبة) terhadap hal-hal yang sudah dilakukan," tegas Kyai Jamal.

Dengan diam itu, lanjut Kyai Jamal, pelan-pelan akan lahir kesadaran pribadi yang lahir dari dalam dan akan berbuah manis, yaitu kembali kepada aturan Allah dan Rasul-Nya dalam membina rumah tangga yang harmonis bahagia.

Pendekatan Kultural Psikologis

Dalam mengurai konflik keluarga, bagi Kyai Jamal, menarik pendekatan yang disuguhkan Kyai Sahal.

"Bagi Kyai Sahal, pendekatan legal formal dalam agama harus dipadukan dengan pandangan kultural psikologis sehingga hukum bisa tepat sasaran," tegasnya.

Kyai Jamal melanjutkan, jika budaya arab mentoleransi budaya memukul yang baik dalam proses memperbaiki hubungan keluarga. Tapi di Indonesia, khususnya di Jawa, memukul justru lebih memperkeruh-memperparah konflik keluarga.

Baca Juga: Anak Cerdas Sukses dan Patuh Orang Tua, Amalkan Doa Kyai Abdul Ghofur Sunan Drajat

"Memukul berakibat fatal dalam hubungan keluarga. Istri semakin benci suami dan keluarga besar istri akan semakin membenci suami," lanjutnya.

Kalau sudah sampai memukul, kata Kyai Jamal, maka akan berbuntut panjang yang bisa berakhir pada perceraian.

"Perceraian meskipun diperbolehkan agama, namun sangat dibenci Allah karena mengorbankan masa depan anak sebagai kader-kader masa depan bangsa," tegas Kyai Jamal yang menyelesaikan doktoralnya di UIN Walisongo Semarang.

Bagi Kyai Jamal, pendekatan ini dekat dengan pendekatan fiqhul mashalih (fiqh yang berorientasi kepada kemaslahatan).

"Keutuhan rumah tangga adalah doktrin fundamental dalam agama sehingga hal-hal yang mengokohkan keutuhan rumah tangga wajib dilakukan," tegasnya.

Membangun keluarga bahagia, lanjut Kyai Jamal, adalah fundamental dan wajib dan segala sesuatu yang menyempurnakan kewajiban hukumnya wajib.

Baca Juga: Suami Nakal Suka Lirik Tetangga Sebelah, Jangan ke Dukun, Amalkan Doa Kyai Ghofur Sunan Drajat Lamongan

"Keluarga adalah pilar kebangkitan bangsa. Jika keluarga harmonis bahagia, maka anak-anak tumbuh sehat dan produktif sehingga ke depan mereka diharapkan menjadi kader penerus perjuangan agama dan bangsa yang membawa era keemasan," tegasnya.

Dalam konteks inilah, tegas Kyai Jamal, teladan agung KH. Sahal Mahfudh menjadi model sangat baik.

"Teladan Kyai Sahal menjadi inspirasi bangsa ini menuju era kebangkitan di segala aspek kehidupan dengan membangun keluarga sakinah," pungkasnya.***
 

Editor: Ahmad Amnan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah