Setelah terbangun Nyai Sumtin meminta maaf kepada KH. Abdullah Schal atas segala kesalahan yang pernah dilakukan selama menjadi istri.
Menyaksikan hal tersebut KH. Abdullah Schal diam saja karena memang tidak ada firasat apapun sebelumnya.
Tapi kemudian Nyai Sumtin tiada henti meminta maaf dan meminta ridhonya, bahkan sampai memeluk erat seperti tidak mau berpisah.
KH. Abdullah Schal dengan segala gelagapan memaafkan segala kesalahan dan meridhoinya.
Setelah itu Nyai Sumtin baru melepaskan pelukannya, lisannya kemudian tiada henti berucap, “Anakku doakan, anakku doakan, anakku doakan.”
Baca Juga: Syaikhona Kholil Kirim Surat untuk Anjing Hitam di Makkah, Ternyata Ini Rahasianya
Menyaksikan hal itu, KH. Abdullah Schal menyadari keadaan isterinya sangat mengkhawatirkan, kemudian berinisiatif membawanya ke rumah sakit.
Di dalam kendaraan lisan Nyai Sumtin terus-menerus mengucapkan lafadh “ Allah…Allah…Allah.”
Di tengah perjalanan menuju rumah sakit, beliau menghembuskan nafas terakhir seraya bibirnya berucap “ Allah” dan beliau pun berpulang ke haribaannya.
Sekalipun jasad beliau telah berbaring di dalam kubur, tapi jasa-jasa beliau terhadap Pondok Pesantren Demangan tak akan pernah hilang ditelan masa, tak kan pernah luntur ditelan zaman.