“Sampean Ning pundhi?” (kamu Ning – anak kiai – mana?) tanya Nyai Walidah.
“Kulo sanes Ning, mbah,” (saya bukan Ning mbah) jawab Ning Winda.
Nyai Walidah kembali bertanya dengan pertanyaan sama, begitupu juga Ning Winda yang menjawab bahwa dirinya bukan merupakan Ning, anak kiai manapun. Lalu Nyai Walidah mengukuhkan Ning Winda, membeberkan nasab kewalian dari Ning Winda.
Baca Juga: Keutamaan Ahli Ilmu Dibandingkan Ahli Ibadah Menurut Gus Baha
“Sampeyan Ning pundi? Wong Mbah-mbahmu ki wali,” (kamu Ning mana? Orang kakek-kakekmu itu wali) ujar Nyai Walidah.
Seketika Ning Winda terdiam, faktanya Ning Winda merupakan cucu dari Kiai Hasani Sidogiri, salah satu pesantren tertua di Indonesia, pesantren yang telah mencetak banyak alim dan wali-wali Allah.
Pesantren Sidogiri dahulu kala dibabat oleh salah satu keturunan dari Sunan Gunung Jati, hingga keberkahannya mengalir sampai saat ini.
Dahulu, keberadaan Gus Baha dan Ning Winda belum banyak yang mengetahui. Bahkan, Keberadaan Gus Baha diketahui oleh keluarga Ngrukem setelah Mbah Maimoen Zubair sowan ke Mbah Nawawi Abdul Aziz.
Begitulah kisah unik Gus Baha dan Ning Winda yang banyak mengajarkan kesederhaan kepada para santri di Indonesia.
Keterangan tersebut dikutip dari laman dawuh guru, semoga bermanfaat.***