Pernah Jadi Anak Kos, Gus Baha dan Ning Winda Hidup Sederhana di Yogyakarta

- 28 Desember 2022, 18:25 WIB
Pernah Jadi Anak Kos, Gus Baha dan Ning Winda Hidup Sederhana di Yogyakarta
Pernah Jadi Anak Kos, Gus Baha dan Ning Winda Hidup Sederhana di Yogyakarta /twitter @@zettamangifera/

KELUARGA - Pernah Jadi Anak Kos, Gus Baha dan Ning Winda Hidup Sederhana di Yogyakarta.

Jadi anak kos ternyata bukan saja dialami para mahasiswa di Yogyakarta, tapi seorang ulama kondang bernama Gus Baha juga pernah ikut merasakan jadi anak kos bersama istrinya, Ning Winda. 

Gus Baha adalah ulama ahli Al Quran dan berbagai disiplin keilmuan yang diakui ulama di Nusantara dan dunia. 

Baca Juga: Dalam Zuhud Apakah Tidak Perlu Menabung? Kisah Ashabul Kahfi dan Nabi Khidir Jadi Jawabnya Kata Gus Baha

Pernah menjadi santri KH Maimoen Zubair di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang, Gus Baha tumbuh menjadi kiai muda yang fasih dalam menjelaskan ajaran Islam di berbagai kitab klasik Islam. 

Gus Baha selain hafal Al Qur'an, juga sosok egaliter yang ramah kepada siapa saja. Walaupun sulit untuk ditemui selain untuk mengaji, tapi Gus Baha selalu ajak bahagia jamaahnya. 

Dalam hal pernikahan, kisah Gus Baha sungguh sangat unik. Ning Winda nama istrinya, anak seorang kiai di Pesantren Sidogiri Pasuruan. 

Dikutip dari MalangTerkini, kisah perjalanan Gus Baha untuk membangun bahtera rumah tangga memang terbilang cukup unik dengan hanya bermodal nekad dan keilmuan.

Gus Baha memang sosok kyai muda yang sangat sederhana, pun saat ia mendatangi seorang kyai besar di Pondok Pesantren Sidogiri untuk meminang anaknya dijadikan istri.

Atas saran pamannya, Gus Baha sowan kepada salah seorang kyai Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur itu dengan seorang diri.

Saat bertemu itu, Gus Baha langsung bilang bahwa dirinya tidak memiliki harta yang melimpah dan tidak terbiasa hidup dengan kemewahan.

Baca Juga: Gus Baha Ungkap Ciri-ciri Seseorang yang Dicintai Oleh Allah, Cek Apakah Kamu Salah Satunya?

Gus Baha tampaknya tidak ingin jika sang calon mertua kecewa di kemudian hari karena kondisi kesederhanaan Gus Baha yang apa adanya.

Namun soal kealiman jangan salah, Gus Baha memiliki kekayaan ilmu yang sangat luas dan luar biasa seperti yang bisa dilihat sekarang.

Jawaban calon mertua justru mengejutkan, sosok kyai Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan tersebut justru malah tersenyum dan bilang 'klop, sami mawon kalih kulo'.

Artinya sang calon mertua tidak mempermasalahkan hal tersebut dan justru memiliki pandangan yang sama dengan Gus Baha dalam kesederhanaan itu.

Akhirnya sosok kyai tersebut merestui Gus Baha untuk menjadi menantunya yang akan menikahi putrinya bernama Ning Winda yang kini jadi istri Gus Baha.

Saat itu, tidak seperti pernikahan putra dan putri kyai lainnya, Gus Baha datang ke pernikahan seorang diri, untuk menikah dengan Ning Winda di Ponpes Sidogiri.

Gus Baha datang ke Pasuruan dari Narukan, Kragan, Rembang hanya dengan naik bus kelas ekonomi dan ngojek sampai lokasi pernikahan.

Kehidupan setelah menikah dengan istri, Gus Baha juga menjalani hidup bersama keluarga kecilnya dengan cukup sederhana.

Baca Juga: Gus Baha Sosok Santri Kesayangan Mbah Maimoen Zubair, Ternyata Pernah Mau Ngaji di Yaman Tapi Gagal

Usai menikah, Gus Baha hidup menjadi anak kos, yakni menyewa rumah yang sederhana untuk tempat tinggal bersama keluarganya.

Beberapa mahasiswa berdatangan untuk berguru dan ngaji kitab kuning kepada Gus Baha, meskipun belum seramai sekarang.

Beberapa tahun di Yogyakarta, akhirnya Gus Baha dan istri akhirnya harus kembali ke Pondok Pesantren LP3IA Narukan.

Hal itu karena ayahanda Gus Baha, KH Nursalim wafat, dan Gus Baha harus melanjutkan estafet kepemimpinan Pondok Pesantren LP3IA Narukan.

Kealiman Gus Baha tidak diperoleh dengan mudah, akan tetapi butuh perjuangan keras dalam belajar untuk mencapai kealiman seperti yang bisa dilihat sekarang ini.

Pun demikian, Gus Baha memang bukanlah orang sembarangan, ia adalah putra dari kyai kondang ahli Alquran KH Nursalim a-Hafidz.

Masa kecil sampai remaja, Gus Baha belajar Alquran kepada ayahandanya tentang menghafal, tajwid, dan qiraah secara benar.

Baca Juga: Mbah Moen kalau Melihat Santrinya Khusyuk Itu Kesalnya Bukan Main Kata Gus Baha, Mengapa Bisa Begitu?

Kemudian KH Nursalim menitipkan anaknya, Gus Baha kepada seorang ulama kharismatik KH Maimoen Zubair dan berkhidmah di Pondok Pesantren Al-Anwar.

Di Sarang, Gus Baha jadi sosok yang alim dan jadi salah satu santri kesayangan Mbah Moen.***

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x