Gus Mus Memilih Hidup Bersahaja, Mesti Bisa dan Mampu Hidup Mewah, Ini Rahasianya

30 November 2022, 14:11 WIB
Gus Mus Memilih Hidup Bersahaja, Mesti Bisa dan Mampu Hidup Mewah, Ini Rahasianya /facebook/simbah.kakung/

TOKOH - Gus Mus Memilih Hidup Bersahaja, Mesti Bisa dan Mampu Hidup Mewah, Ini Rahasianya.

Gus Mus adalah sapaan akrab KH Ahmad Mustofa Bisri, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang Jawa Tengah. 

Dikenal sebagai ulama besar dan penyair kenamaan, Gus Mus tetap selalu hadir dan tampil dalam kesahajaan. 

Baca Juga: Dahsyatnya Khasiat Surah Al Fatihah, Gus Baha: Jika Dibaca Dengan Cara Ini, Iblis Bisa Kesakitan dan Takluk

Kehidupan sehari-hari Gus Mus adalah mengaji, baik di pesantren yang diasuhnya atau di masyarakat. 

Wajahnya yang teduh dan bercahaya menjadikan siapa saja ingin sowan di rumahnya, sehingga ruang tamunya saat dibuka tak pernah sepi. 

Para tamu ingin menyucup tangannya yang penuh kasih sayang. Baik pejabat tinggi negara sampai rakyat kecil yang tak pernah terlihat di media. 

Kesaksian atas sosok Gus Mus yang memilih hidup bersahaja, mesti bisa dan mampu hidup mewah, disampaikan oleh KH Husein Muhammad Arjawinangun Cirebon. 

Dikutip dari akun facebook pribadinya yang diunggah pada 26 Agustus 2017, KH Husein Muhammad menyebut Gus Mus sebagai sang maestro. Berikut ini kesaksian selengkapnya.

Baca Juga: Kalau Ada Kiai Mencabuli dan Menghamili Santriwatinya, Bagaimana Ini? Begini Menurut Gus Baha

GUS MUS: SANG MAESTRO.

Usai menghadiri acara "Doa untuk Palestina", aku dan kawan2 "nongkrong" di depan TIM, sambil "ngeteh" dan "ngopi". Kami "menggunjing" sukses besar acara itu.

Teman-teman bertanya: "mengapa?". Aku bilang : "itu karena nama besar Gus Mus", disamping Ulil Absar Abdallah, mbak Alissa Wahid dan lain-lain. Lalu mereka meminta aku bercerita tentang Gus Mus. Maka aku menulis ini:

Nama ini begitu populer. Ia menjadi perbincangan publik luas dalam kurun waktu yang panjang.

Seakan tak ada hari tanpa menyebut namanya. Ini karena pandangan-pandangannya dalam banyak aspek kehidupan begitu mengagumkan. Demikian pula dalam caranya berkehidupan.

Gus Mus adalah seorang kiai, pemimpin pondok pesantren. Tetapi beliau kiai unik.

Ia bukan hanya menguasai kitab-kitab Islam klasik, atau yang populer disebut "kitab kuning", tetapi ia juga seorang seniman, penyair dan sastrawan.

Ini yang eksklusif dari Gus Mus, yang tidak atau amat jarang dimiliki kiai lain.

Baca Juga: Sukses Menangkan Kompetisi Sains Madrasah 2022 Tingkat Nasional, MA Ali Maksum Jadi Rujukan Studi Tiru

Saya tak tahu ada kiai model seperti ini, di negeri ini, selain beliau. Ia acap membaca puisi di Taman Ismail Marzuki, dan di tempat lain. Ia menulis novel, cerpen, essai dan sesekali menyanyi.

Pergaulannya sangat luas dan terbuka. Ia bisa berkenalan dengan siapa saja berlatarbelakang apa saja, agama apa saja, jabatan apa saja, profesi apa saja dan seterusnya.

Dan semuanya diperlakukan dan didudukkan secara sama; menghargai, bersahabat dan rendah hati.

Gus Mus juga penceramah yang handal. Pesan-pesan profetik disampaikannya dengan menawan, bisa bersahaja, bisa intelek, kadang kocak, tak menggurui tetapi menyentuh pikiran dan relung hati.

Ceramahnya dalam momentum apapun selalu dihadiri banyak orang, bisa sampai ribuan orang, dari berbagai daerah.

Kata-katanya selalu disimak dan dicatat pendengar dan pengagumnya.

Gus Mus, pada banyak momen bersejarah diinginkan banyak orang, terutama para santri dan banyak umat Islam, menjadi pemimpin spiritual tertinggi dari organisasi Islam terbesar di dunia; NU.

Tetapi ia selalu saja dengan rendah hati menolak. Beliau selalu menyampaikan alasan pribadi, yang acap tak dipahami banyak orang.

Baca Juga: Orang Fasik dan Ahli Neraka Sekalipun Bisa Selamat dari Neraka, Gus Baha: Syaratnya Amalkan Wirid ini!

Tetapi ada pandangan bahwa sikap itu konon disebabkan karena Gus Mus ingin menjadi orang biasa saja yang bersahabat tanpa jarak dan sekat dengan siapapun.

Gus Mus, juga seperti telah niat memilih hidup bersahaja, meski ia bisa dan mampu hidup mewah.

Rumahnya seperti tak pernah direhab untuk menjadi lebih baik dan megah. Kendaraannya juga satu dan itu saja untuk waktu yang panjang.

Terlalu panjang bicara indah tentang pribadi Kiai Ahmad Mustofa Bisri ini. Tetapi hal yang tak kalah penting adalah soal pandangan dan pikiran keagamaannya.

Pikiran-pikiran Gus Mus mendalam, luas, inklusif dan untuk banyak hal melampaui ruang sosialnya, seperti teman akrabnya yang telah pulang, Gus Dur.

Sebagian ditulis di media masa, sebagian dalam buku dan mungkin masih disimpan di dalam buku catatan hariannya.

Akhirnya aku bilang : "jika aku berpikir seperti ini, maka itu antara lain karena aku mengagumi Gus Dur dan Gus Mus".

Baca Juga: Salah Satu Tanda Seseorang Itu Alim Adalah Bisa Guyon Kata Gus Baha, Begini Keterangannya

 

Itulah kesaksian KH Husein Muhammad terhadap sosok Gus Mus. Demikian tentang sosok Gus Mus Memilih Hidup Bersahaja, Mesti Bisa dan Mampu Hidup Mewah, Ini Rahasianya, semoga manfaat.***

 
Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler