Istilah Gus dan Kiai Makin Membingungkan Kata Gus Mus, Sampai Banyak Dukun Suka Dipanggil Gus

7 Desember 2022, 20:37 WIB
Istilah Gus dan Kiai Makin Membingungkan Kata Gus Mus, Banyak Dukun Suka Dipanggil Gus /youtube/krapyaktv/

TOKOH - Istilah Gus dan Kiai Makin Membingungkan Kata Gus Mus, Sampai Banyak Dukun Suka Dipanggil Gus.

Istilah Gus seringkali disematkan kepada anak seorang kiai. Tapi fakta menegaskan, siapa saja mudah sekali disebut Gus. 

Tidak harus anak kiai untuk disebut Gus, karena siapa saja ternyata banyak menyebut dirinya dengan istilah Gus. 

Baca Juga: Jangan Jadi Zuhud kalau Berbuat Seperti Ini kepada Anak Kata Gus Baha, Kawal Kalimat Tauhid

Karenanya, Gus Mus memberikan refleksi menarik juga penuh kritik terkait istilah Gus yang makin hari banyak disematkan kepada siapa saja yang menginginkannya. 

Menurut Gus Mus, fenomena Gus Dur dan Gus Miek membuat istilah Gus menjadi sebutan yang seperti lebih tinggi daripada kiai. 

Karenanya, banyak dukun yang akhirnya menyebut dirinya gus, padahal mereka sebelumnya disebut dengan istilah ki atau kiai. 

Bagaimana selengkapnya penjelasan Gus Mus terkait istilah gus ini? simak berikut ini. 

G u s , adalah istilah Pesantren untuk menyebut anak kiai yang belum pantas dipanggil k i a i (walau sudah tua sekalipun, seperti halnya gus mus).

Boleh jadi setelah fenomena Gus Mik (KH. Hamim Jazuli) dan Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid), rahimahumãLlãh, istilah/ sebutan itu menjadi berubah atau kacau.

Baca Juga: Mbah Maksum Lasem Waliyullah Pendiri NU, Punya Rahasia Shalawat Nariyah Kata Gus Ulil

G u s menjadi semacam gelar yang sering dianggap lebih tinggi ketimbang k i a i.

Maka hingga dukun pun --yang dulu suka menyebut diri sebagai Kiai atau Ki-- kemudian lebih suka dipanggil Gus.

Gus Mus bersama Gus Baha dan gus muda lainnya

Dalam gambar: gus mus sedang nggedobos, membual, di hadapan putra-putra kiai yang mulai 'membingungkan' panggilan mereka (dipanggil g u s atau k i a i): Yahya Cholil Staquf bin KH. Cholil Bisri (PP. Leteh Rembang); Ahmad Sa'id bin KH. Asrori Ahmad (PP. Wonosari Magelang); Abdul Ghofur bin KH. Maimoen Zubair (PP. Sarang Rembang); Bahãuddin bin KH. Nursalim Al-Hafizh (PP. Narukan Rembang); dan Ulil Abshar bin KH. Abdullah Rifa'i (PP. Cebolek Pati).

Penjelasan tersebut dikutip dari status KH Ahmad Mustofa Bisri di facebook pribadinya yang diunggah pada 13 Oktober 2021.***

Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler