Baca Juga: Profil Singkat Sayyidina Husein Cucu Rasulullah SAW, Karbala Jadi Saksi Kepalanya Terpengggal
Kalau mengundang Cak Nun, nanti Mas Zaky yang akan mengurus Kiai Kanjeng ngomong begini (ke pengundang), ‘kamu keadaan (ekonominya) seperti apa? Kamu punya apa? Bisa bikin panggung atau enggak? Bisa sewa sound enggak?’.
“Pokoknya ceritain saja keadaannya, nanti kita bantu sama-sama. Jadi, panita yang mengundang dan Kiai Kanjeng bakal menjadi satu tim. Bukan pengundang dan penyelenggara, tapi satu kesatuan. Selanjutnya, kita bisa persembahkan yang sebaik-baiknya pada masyarakat,” lanjut Cak Nun.
Menurut Cak Nun, seandainya dirinya dan Kiai Kanjeng dikenakan tarif, maka nominalnya pasti sangat mahal.
Itulah mengapa, lanjut Cak Nun, jika ada pihak-pihak yang hendak mengundangnya, undang saja. Tak perlu bertanya mengenai tarif ataupun bayaran.
“Kalau kamu mau bayar Kiai Kanjeng, sebenarnya, mohon maaf, kamu enggak bakal kuat. Apalagi ditambah bayar tarif aku. Pasti mahal sekali," katanya.
"Soalnya kenapa? Aku enggak tahu harga pasaran. Kita cuma tahu harga sesuatu yang diperjualkan, sedangkan aku enggak pernah jual diriku sendiri,” lanjut Cak Nun.
Cak Nun sendiri sebenarnya tidak ingin apa-apa, bagi yang ingin mengundang, disilahkan mengundang saja.
“Sejujurnya, aku enggak mau apa-apa. Kalau kamu mau aku datang (ke acaramu), undang saja, enggak usah bicara uang. Lagian emang uang yang kamu puna berapa? Kan begitu,” kata Cak Nun yang kemudian direspon tawa hadirin jamaahnya.