Konflik Habaib dan Keluarga Walisongo (2): Siapapun yang Menjual Nasab Leluhurnya adalah Pecundang!

- 29 Mei 2023, 13:39 WIB
KH Ali Badri Pasuruan menjelaskan kondisi konflik keluarga habaib baalawi dan keluarga walisongo
KH Ali Badri Pasuruan menjelaskan kondisi konflik keluarga habaib baalawi dan keluarga walisongo /facebook/ali.azmatkhan.98/

Kalaupun Walisongo dianggap ahlulbayt, kami tidak akan pernah merubah tradisi leluhur apalagi merubah gaya, kami tetap Kiai fulan, Ajengan fulan, Gus fulan, Lora fulan, Raden fulan, Tubagus fulan, Mas fulan, Kang fulan, Pak fulan, Cak fulan, Nyai fulan, Ning fulan, Bu fulan, Mbak fulan, Yuk fulan dan sebagainya.

Kami tidak akan berubah menjadi Sayyid fulan, Syarif fulan apalagi Habib fulan!

Anak-anak kami termasuk yang perempuan tetap akan menikah dengan pribumi, dan kami tetap berpandangan bahwa siapapun yang menjual nasabnya adalah pecundang!

Kalau tidak alim duduk di bawah, belajar atau berkhidmah! Anak kandung sayapun akan saya suruh tinggal di luar pesantren kalau tidak alim, jangan pimpin majlis apalagi pesantren!

Dan catat, yang tidak mempertahankan ajaran dan tradisi seperti ini berarti bukan kelompok Ali Badri!

Dan kalau misalnya semua orang di muka bumi ini sepakat bahwa Walisongo bukan ahlulbayt, sedikitpun kami tidak merasa rugi karena itu, sebab kami tidak pernah menjadikan nasab sebagai modal agar dihormati dan diikuti orang; kami tidak pernah menjual nasab!

Saya sadar bahwa semua orang di kampung saya menghormati saya karena saya adalah anak ayah saya, kalau bukan karena saya anak Kiai niscaya mereka tidak akan memanggil saya "Gus" atau "Kiai".

Mereka tidak akan mengundang saya untuk berceramah, memimpin doa dan sebagainya, karena dalam tradisi masyarakat pesantren Jawa-Madura itu, yang di-kiyai-kan hanyalah anak Kiai saja.

Kalau bukan anak Kiai walaupun alim hanya akan dipanggil Ustadz.

Itu sebabnya saya sejak muda keluar dan baru pulang kampung setelah umur 38 tahun, selain untuk mencari ilmu dan pengalaman, saya juga mau membuktikan bahwa saya bisa jadi "orang" di tempat-tempat yang tidak mengenal ayah saya, bahwa saya bisa diterima orang bukan karena saya anak siapa atau keturunan siapa.

Halaman:

Editor: Amrullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x