Ketika Habib Quraisy Baharun Sowan Kepada Habib Umar bin Hafidz

- 20 Agustus 2023, 14:06 WIB
Ketika Habib Quraisy Baharun Sowan Kepada Habib Umar bin Hafidz
Ketika Habib Quraisy Baharun Sowan Kepada Habib Umar bin Hafidz /

Kedua, guru merupakan orang yang merawat si murid. Tanpa perawatan guru melalui ilmu yang diajarkan serta upaya-upaya zahir dan batin yang diberikannya, tidak mungkin seorang murid mampu meraih apa yang hendak dicapainya.

Al-Ghazali menganalogikannya bagaikan pohon yang tumbuh tanpa perawatan. Pasti akan mati kekeringan.

Jika pun hidup, mustahil berbuah. Poin yang kedua ini senada dengan pesan Syekh Abu 'Ali ad-Daqqaq (w. 412 H), salah seorang ulama sufi.

Beliau mengatakan: Pohon yang tumbuh secara liar (tumbuh sendiri dan tidak ada yang merawatnya), jika pun hidup, tidak akan berbuah.

Andaikan berbuah, sebagaimana pohon yang tumbuh di pedalaman dan gunung, rasanya tidak seperti buah di kebun. (lihat Al-Mausu'ah al-Muyassarah, halaman 1772).

Syekh Az-Zarnuji dalam kitab Ta'lim al-Muta'allim mengisahkan tentang putra seorang Harun al-Rasyid (khalifah kelima dari kekhalifahan Abbasiyyah yang memerintah antara tahun 786 hingga 803).

Suatu ketika, Harun al-Rasyid menyuruh putranya untuk berguru kepada Imam Al-Ashmu'i (w. 831 M). Pada satu kesempatan, sang khalifah melihat putranya sedang membantu mengucurkan air dari wadah untuk wudlu gurunya.

Melihat kejadian itu, sang khalifah menegur Imam Al-Ashmu'i: Saya meminta anda untuk mendidik putra saya, mengapa engkau tidak menyuruhnya untuk mengucurkan dengan tangannya saja (bukan melalui wadah)?

Bayangkan. Seorang Harun al-Rasyid saja, tetap menyuruh putranya untuk menghormati sang guru dengan maksimal.

Bahkan, tidak cukup dengan membantu mengucurkan air untuk wudhu gurunya dengan wadah. Tapi harus dengan tangan putranya langsung.

Halaman:

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x