TOKOH - Laku Sufistik KH Sahal Mahfudh Kajen, Pakar Fiqih yang Ternyata Jadi Mursyid Thoriqoh.
Kapakaran KH Sahal Mahfudh Kajen Pati sebagai ahli fiqih dan ushul fiqih sudah masyhur, diakui semua kalangan.
Kitab-kitab karyanya menjadi bukti nyata KH Sahal Mahfudh sebagai ulama besar di Indonesia.
Baca Juga: Innalillahi KH Muhammad Masyfu' Durri Mursyid Thoriqoh di Kajen Pati Meninggal Dunia
Jabatan-jabatan penting juga menjadi kiprah nyata KH Sahal Mahfudh sebagai ahli fiqih dan ushul fiqih.
Beliau menjadi Rais Aam PBNU tahun 1999 sampai 2014, juga menjadi Ketua Umum MUI Pusat tahun 2000 sampai 2014.
Pengasuh Pesantren Inaratud Duja Pasucen Pati, Dr KH Jamal Ma'mur Asmani menyebut KH Sahal Mahfudh punya laku sufistik yang luar biasa.
"Kehebatan Kiai Sahal sebagai pakar fiqh dan ushul fiqh tidak terbantahkan. Berbagai kitab yang ditulis mencerminkan kompetensi utama Kiai Sahal dalam bidang fiqh dan ushul fiqh," tegasnya, Selasa, 22 Agustus 2023.
Baca Juga: Keistimewaan KH Sahal Mahfudh Kajen, Tak Mau Jadi Rais Aam Saat Masih Ada yang Sepuh KH Ilyas Ruhiat
Kiai Jamal yang juga santri Kiai Sahal menyebut kitab-kitab karya Kiai Sahal yang tidak sedikit.
"Ada kitab Thariqatul Hushul, Anwarul Bashair, Al Bayanu Al Mulamma', Intifahul Wadajain, Al Tsamarat Al Hajeniyah, dan lain-lain merupakan karya yang berkualitas tinggi dari faqihu ashrihi (pakar fiqh pada eranya)," katanya.
Namun, lanjutnya, tidak semua ulama yang pakar fiqih mempunyai kharisma seperti Kiai Sahal.
Kiai Jamal mengaku meneliti laku sufi Kiai Sahal melalui wawancara dengan para tokoh yang kemudian melahirkan buku tentang Laku Sufistik Kiai Sahal.
Dalam pengakuannya, wawancara dilakukan dengan Ibu Nyai Nafisah Sahal, kerabat dekat dan murid, Kiai Nashir Fattah Tambakberas, mursyid thariqah Kajen, seperti KH Ahmad Zakki Fuad, KH Masyfu' Durri Nawawi, dan KH Rohmat Noor.
"Juga dengan pelacakan literatur yang memberikan testimoni dan afirmasi tasawuf Kiai Sahal," tegasnya.
Baca Juga: Penjelasan dan Hukum Memukul Istri dalam Islam Menurut Kiai Sahal Mahfudh Kajen
Menurutnya, tasawuf Kiai Sahal tidak hanya sebuah pergulatan intelektual, yang dibuktikan dengan bacaan kuatnya terhadap kitab Hikam karya Ibnu Athaillah As Sakandari dan kitab-kitab karya Al Ghazali yang dibaca ketika bulan Ramadlan, tapi juga laku kesehariannya yang dahsyat.
"Di antara keseharian yang melekat dengan Kiai Sahal adalah tidak makan minum dari hal-hal yang haram dan syubhat," terangnya.
Makan dan minum Kiai Sahal dilakukan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang.
"Beliau menerima pemberian Allah apa adanya (qanaah), tidak kagum dan terkesima dunia," lanjutnya,
Bukan hanya itu, katanya, Kiai Sahal juga tidak mengedepankan popularitas dan publisitas.
"Kiai Sahal itu istiqomah shalat tahajjud, berani mempertaruhkan reputasi demi perjuangan, dan disiplin menjalani aktivitas harian," jelasnya.
Baca Juga: Habib Umar bin Hafidz Memberi Ijazah Dzikir Agar Pintu Rezeki Terbuka, Berikut Tata Caranya
KH Sahal Mahfudh Ternyata Mursyid Thoriqah
Kiai Jamal yang juga Wakil Ketua PCNU Kabupaten Pati juga menjelaskan, Kiai Sahal pernah dibaiat thariqah dan menjadi mursyid Thoriqah Qadiriyah Naqsyabandiyah.
"Yang baiat adalah KH Muslih Al Muraqi Mranggen dan KH Muthohar, adik Kiai Muslih Mranggen," terangnya.
Meskipun demikian, katanya, Kiai Sahal tidak berkenan membaiat thoriqah.
"Beliau lebih menampilkan diri sebagai sosok ulama fiqih. Wirid thoriqah beliau dilakukan malam hari dan setelah shubuh, tidak pada jam-jam yang dibutuhkan dalam interaksi sosial," tegasnya.
Bukan itu saja, lanjutnya, laku tasawuf Kiai Sahal tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi untuk orang lain.
"Pemikiran dan praktek tasawufnya bercorak sosial, memikirkan problem-problem sosial, konsen terhadap keadilan sosial, dan aktif memperjuangkan nasib kaum lemah tertindas," terangnya.
"Tasawuf inilah yang relevan sepanjang Masa. Tasawuf model inilah yang dipraktekkan Nabi, sahabat, dan ulama-ulama yang alim dan mukhlish. Ia mengajak dengan penuh kelembutan, keteladanan, dan kesejukan," lanjutnya.
Baca Juga: Mimpi Bertemu Habib Umar bin Hafidz, Seminggu Kemudian Meninggal Dunia, Ternyata Ini yang Terjadi
Kiai Jamal berharap tasawuf ala Kiai Sahal menjadi inspirasi bagi umat Islam Indonesia.
"Semoga tasawuf sosial yang digagas dan dipraktekkan Kiai Sahal menginspirasi umat dan bangsa Indonesia untuk bergerak memperbaiki diri dan orang lain menuju jalan dan tujuan yang diridlai Allah dan Nabi Muhammad," pungkasnya.***