Setelah Ramai Sebut Jokowi Firaun, Nasihat Cak Nun di ILC Lima Tahun Lalu, Jadi Tamparan Keras!

19 Januari 2023, 13:32 WIB
Setelah Ramai Sebut Jokowi Firaun, Nasihat Cak Nun di ILC Lima Tahun Lalu, Jadi Tamparan Keras! /

 

VIRAL - Setelah ramai menjadi perbincangan publik hingga membuat video kesambet Cak Nun pernah memberi nasihat tentang siapa yang benar dan siapa yang salah.

Kala itu ILC mengunggah video tayangan lama yang berisi tentang pesan dan nasihat dari beberapa tokoh, salah satunya adalah Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun.

Pesan dan nasihat Cak Nun tersebut ditayangkan pada beberapa tahun lalu, saat ILC membahas tema "Saatnya Damai Bersenandung" pada 23 Mei 2017.

Baca Juga: Ramai Jokowi Disebut Firaun, Cak Nun Diharapkan Lebih Sering Menulis Seperti Masa Mudanya

 

Pesan Cak Nun tersebut seolah menjawab polemik yang sedang ramai menjadi pembicaraan publik terkait pernyataanya tentang Presiden Jokowi yang dinilai adalah Firaun di negara ini.

Meskipun sudah membuat video permohonan maaf melalu kanal You Tube CakNun.com yang mana Cak Nun mengaku bahwa dirinya kesambet, nasihat Cak Nun tahun 2017 nampak sangat nyata.

Berikut ini adalah Nasihat Cak Nun yang ditayangkan oleh ILC pada saat itu. 

"Kami sudah merekam wawancara dengan Emha Ainun Najib yang dikenal dengan Cak Nun. Inilah pesan beliau," ungkap Karni Ilyas saat menunjukkan pesan Cak Nun yang ditampilkan dilayar dan juga depan narasumber serta penonton ILC saat itu.

Cak Nun diminta menjawab beberapa pertanyaan yang kemudian dijelaskan dengan wejangannya berikut ini.

Ia menjelaskan soal kebenaran baik penilaian perseorangan maupun kebenaran yang dianggap oleh kelompok.

Baca Juga: Bukan tentang Jokowi Disebut Firaun, Netizen Sebut Cak Nun Kiai Sepuh yang Dikeramatkan Nahdliyyin

Kebenaran ini dirinya menyebut dengan menganalogikan sebuah warung dimana dapur yang dijadikan display utama seperti yang dikutip dari akun YouTube ILC Indonesia Lawyers Club.

"Jadi ini kita tidak akan bisa selesai dengan seluruh pertengkaran, permusuhan, kebencian, dendam dan seterusnya kalau kita saling menyombongkan kebenaran kita masing-masing," lanjut Cak Nun.

"Kebenaran orang banyak kita elaborasi sampai akhirnya ketemulah demokrasi, ketemu kesepakatan nasional. Itu kan benernya orang banyak. Tapi benarnya orang banyak ini kan tidak sama dengan benar yang sejati. Benar yang sejati mungkin ada hubungannya sama Allah. Apalagi Allah sendiri menyatakan kebenaran itu datangnya dari Ku, manusia hanya dapat cipratannya dan menafsirkannya," tambahnya.

Kemudian saat ditanyai soal solusi dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi bangsa ini, Cak Nun menjawabnya agar kita saling berhenti untuk saling menuding dan membenci satu sama lain.

"Jadi mulai sekarang kita belajar mencari apa yang salah dan apa yang benar. Yang salah bisa pada anda bisa pada saya jadi kita mencari apanya bukan siapanya. Kalau kita mau mempertengkarkan siapa yang salah siapa yang benar, itu yang terjadi nantinya bukan pembuktian mengenai kebenaran. Tapi kalah menang secara kekuatan," jelasnya.

Baca Juga: Ramai Cak Nun Sebut Indonesia Dipimpin Firaun Bernama Jokowi, Gus Mus Ungkap Sosok Asli Emha Ainun Nadjib

Mengenai kalah menang ini Cak Nun mengungkapkan bahwa jika hal tersebut bukanlah tujuan dari diciptakannya manusia.

"Itu sebenarnya adalah takaran yang paling rendah dari manusia. Dia diciptakan manusia bukan untuk mengalahkan orang lain kecuali sepak bola, tinju, obak sodor. Tapi kalau hidup ini kita ndak ngalahin siapa-siapa. Hidup adalah mengalahkan diri sendiri," lanjut Cak Nun.

Maka dari itu ia menjawab mengapa tak pernah ikut kompetisi seperti pilkada, pilpres, pildes sebab sibuk berperang melawan diri sendiri supaya tak kalah dengan diri sendiri.

"Maka saya hidup di tataran bukan kalah atau menang. Saya hidup di tataran kita berlomba untuk saling mengamankan satu sama lain. Saling menyamankan, menyumbangkan kearifan, kebijaksanaan, supaya output dari kita itu menjadi puzzling keseimbangan sosial bersama," tuturnya.

Saat diminta pesan untuk bagaimana menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Cak Nun mengungkapkan di ILC mengibaratkan dengan saat kita naik bis, rasanya pasti akan rasa bis bukan kereta api atau angkutan, terutama feeling dari sopir.

"Kalau kita orang NKRI, cara berpikir kita harus NKRI sikap kita harus NKRI. Bukan cara berpikir PDIP, Golkar, bukan Hizbut Tahrir. Cara berpikir kita harus NKRI. Apalagi jika anda berkuasa, berpikir mempersembahkan seluruh jiwa raga kita ini untuk kepentingan utuhnya NKRI, tunainya NKRI," katanya.

Baca Juga: Viral Jokowi Disebut Firaun, Ganti Videonya Masuk Kakbah Gegerkan Warganet, Jawab Cak Nun?

"Misalnya gini tidak ada kelompok Bhineka Tunggal Ika. Mosok Bhinneka Tunggal Ika kelompok. Kalau Bhinneka Tunggal Ika mau unjuk rasa bhinneka tunggal Ika ya semuanya kita ajak. Karena penduduk semuanya manusia, jin, setan, iblis, demit, segala macam itu ya bhinneka tunggal Ika," ungkap Cak Nun.

Tambannya, kita harus berpikir bahwa Indonesia ini tidak hanya milik manusia saja, ada banyak yang lainnya dari jaman dulu hingga sekarang maupun masa depan.

Jangan berpikir cuma manusia yang punya Indonesia banyak yang lain. Dari masa silam dan masa depan ada yang dari langit, homosapiens, satu-satunya jalan menerima kita harus punya kematangan, keluasan berpikir. Mau FPI, Hizbut Tahrir, mau Ahokers, mau siapapun dituntut untuk miliki kebijaksanaan dan ilmu seluas-luasnya saling mengapresiasi satu sama lain," pungkas Cak Nun.

Pada akhir tayangan, ILC menuliskan salah atau rangkuman pesan dari Cak Nun yang dimuat dalam bentuk teks di bawah ini.

Baca Juga: Cak Nun Sebut Jokowi Firaun, Ternyata Firaun adalah Raja Mesir yang Zalim dan Kejam

"Kalau kita bertengkar soal siapa yang salah dan siapa yang benar, nanti yang terjadi bukan pembuktian mengenai kebenaran, tapi yang terjadi adalah kalah menang secara kekuatan," Cak Nun.

Demikian nasihat Cak Nun beberapa tahun lalu yang di tayangkan oleh ILC, sebagaimana dilansir Beritabantul.com dari Portal Jember. ***

Editor: Ahmad Lailatus Sibyan

Tags

Terkini

Terpopuler