BERITA BANTUL – Bagi yang tinggal di Yogyakarta tentu sudah tidak asing dengan tradisi upacara Mitoni. Upacara ini juga biasa disebut Tingkeban.
Mitoni sendiri berasal dari kata pitu—tujuh—, dalam Bahasa Jawa.
Tradisi Mitoni dilakukan untuk calon ibu pada kehamilan pertama saat janin memasuki usia tujuh bulan. Sebagian masyarakat masih melaksanakan upacara tersebut sesuai pakem, sedangkan sebagian lainnya menyederhanakan.
Baca Juga: Nasi Kikil Kesukaan Gus Dur, Cukup Siapkan Rp15 Ribu, Sajian Daun Pisang Rasanya Jadi Maknyus
Sebagaimana yang dikutip BeritaBantul.com dari akun Twitter @kratonjogja, prosesi Mitoni memanng budaya khas dari Kraton Yogyakarta.
Masyarakat umum biasa melaksanakan Mitoni pada hari Rabu atau Sabtu tanggal ganjil berdasarkan penanggalan Jawa sebelum bulan purnama muncul. Sementara, di lingkungan Kraton Yogyakarta, upacara Mitoni digelar pada hari Selasa atau Sabtu.
Secara garis besar, rangkaian Mitoni terdiri dari prosesi siraman, ganti busana, brojolan, dan slametan.
Di kraton, tradisi Mitoni terus dilestarikan bagi Putri Dalem (putri Sultan dan Permaisuri) dengan pranatan atau aturan khusus.
Berikut rangkaian prosesi Mitoni yang lazim dilaksanakan pada masa Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10.