Kukuh Prasetya Kudamai Tutup Tema Lagu Mendung dan Udan dengan Novel

- 9 Februari 2022, 12:10 WIB
Novel Fairuz Mumtaz
Novel Fairuz Mumtaz /fairuz/

“Tunggu saja, pasti akan jadi kejutan,” kataya.

Sementara itu, Fairuzzul Mumtaz penulis novel Mendung Tanpo Udan membeberkan kisah di dalam bukunya. Menurutnya, lagu-lagu Kukuh itu seperti fragmen-fragmen yang terputus tetapi terakit oleh satu tema.

Baca Juga: Nasi Kikil Kesukaan Gus Dur, Cukup Siapkan Rp15 Ribu, Sajian Daun Pisang Rasanya Jadi Maknyus

“Setiap lagu bisa berdiri sendiri, memiliki ceritanya sendiri. Tidak harus mendengarkan secara serial. Tetapi kalau mau mendengarkan kisah panjangnya, ya harus didengarkan semua. Tetapi yang namanya fragmen, selalu ada kisah-kisah yang hilang, detail-detail ceritanya tidak ditampilkan," tegas Fairuz.

Tapi, lanjut Fairuz, di situlah novel itu hadir memberikan alasan-alasan atau argumentasi atas berbagi sikap Mendung dan Udan menghadapi hubungan mereka sendiri.

Fairuz juga menuturkan, Mendung adalah tokoh utama perempuan, dan Udan lelakinya. Keduanya terlibat kisah cinta yang keras kepala. Konflik-konflik yang mereka hadapi sangat relate dengan kondisi saat ini. Termasuk, bagaimana keduanya menghadapi pandemi yang panjang.

Novel setebal 226 halaman itu, kata Fairuz, tidak hanya berisi kisah cinta, tetapi juga perenungan hidup, kritik sosial, politik, dan budaya.

“Jadi di dalamnya sangat kompleks. Tokoh Mendung dan Udan menjadi juru bicara untuk menyampaikan kritik-kritik itu,” ujarnya.

Ari Prabowo selaku manajer Kukuh Prasetyo Kudamai mengatakan bahwa tema Mendung dan Udan harus ditutup untuk menghindari kejenuhan. Namun tak menutup kemungkinan akan hadir dari genre seni yang berbeda.

Baca Juga: Hutang Lunas Tuntas, Rasakan Khasiat Fatihah 313 Kali, Ijazah Doa KH Ghofur Sunan Drajat Lamongan

Halaman:

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah