BERITA BANTUL - KH Ahmad Mustofa Bisri, sosok ulama budayawan yang disegani publik. Namanya dikenal luas di jaringan ulama dan sastrawan Nusantara. Tutur katanya lembut, menyejukkan, dan mencerdaskan.
Gus Mus sapaan akrabnya. Ia adalah Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang Jawa Tengah.
Tiap pintu rumahnya dibuka, maka yang datang berlapis-lapis dari segala penjuru dan semua lapisan masyarakat. Pejabat sekalipun bisa antri, karena semua diperlakukan sama.
Baca Juga: Kisah Bupati Menguji Kewalian Syaikhona Kholil Bangkalan, Cerita Gus Muwafiq dari Gus Dur
Baca Juga: PBNU Haramkan Perampasan Tanah Rakyat oleh Negara, Begini Penjelasannya
Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari kanal Youtube Dunia Islami Official, Gus Mus mengisahkan salah satu puisinya yang pernah menggegerkan publik Indonesia. Puisinya sangat pendek, tapi maknanya dalam dan sangat pedas.
"Kita ini kadang-kadang sibuk tapi nggak jelas sibuk apa. Sampai tidak punya waktu untuk revolusi diri. Saya sampai-sampai buat puisi satu baris. Terkenal sampai Presiden keempat, Gus Dur, senangnya luar biasa, di mana-mana terus dibaca," kisah Gus Mus.
Gus Mus menegaskan bahwa judul dan isi puisi hampir sama, sama pendeknya. Berikut ini puisi tersebut.
Keluhan
Puisi Ahmad Mustofa Bisri