Filosofi tembang Dhandhanggula adalah menggambarkan kehidupan pasangan baru yang sedang berbahagia karena apa yang dicita-citakan telah tercapai.
Kehidupan yang bahagia merupakan sesuatu yang dicita-citakan dalam setiap keluraga. Bisa memiliki keluarga, mempunyai keturunan, hidup berkecukupan merupakan sebuah anugerah dan kebahagiaan yang sangat indah dalam sebuah keluarga. Oleh karena itu lagu ini menggambarkan perasaan dan keadaan yang membahagiakan tersebut.
Baca Juga: Menjelang Malam Satu Suro, Ini 3 Misteri Gunung Lawu, Gunung Terangker di Jawa yang Wajib Kamu Tahu
Tembang Dhandhanggula memiliki watak/ sifat yang lebih universal atau luwes dan merasuk ke dalam hati. Tembang Dhandhanggula dapat digunakan untuk menuturkan kisah dalam berbagai hal serta berbagai kondisi.
- Tembang Durma
Makna Tembang Durma adalah memberi atau berderma, dari kata "darma/ weweh" yang artinya berderma atau memberikan sumbangan. Filosofi tembang Durma adalah tentang roda kehidupan yang suatu saat dapat merasakan kecukupan namun juga sebaliknya pasti mengalami kekurangan. Untuk itu dengan selalu memupuk perasaan welas asih saling memberi kehidupan akan saling melengkapi.
Tembang Durma mengajarkan agar manusia dapat saling memberi dan melengkapi satu sama lain sehingga dapat saling melengkapi. Saling tolong menolong, welas asih, dan rela memberikan bantuan kepada siapa saja saat membutuhkan dengan hati yang ikhlas adalah nilai kehidupan yang harus selalu dijaga.
Pandangan lain mengartikan kata Durma (kata Jawa klasik) yang berarti harimau. Dengan begitu Durma berwatak nafsu (amarah), dan greget.
Tembang Durma memilki watak/ sifat yang tegas, keras dan penuh dengan amarah yang membara.
- Tembang Pangkur
Makna Tembang Pangkur adalah sudah memundurkan semua hawa nafsunya, berasal dari kata "mungkur" yang berarti mundur.
Filosofi tembang Pangkur adalah menggambarkan masa disaat sudah harus meninggalkan berbagai hawa nafsu dunia dan lebih mendekatkan diri kepada yang Maha Pencipta.