Tukang Becak Jadi Saksi Karomah Habib Ali Mayong Jepara, Ngayuh dari Kudus ke Pekalongan dalam Sekejab

23 Februari 2022, 21:53 WIB
Karomah Habib Ali Mayong Jepara /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Seorang ulama punya keistimewaannya masing-masing. Bisa gaya mendidiknya, gaya bermasyarakat, gaya doa, atau lainnya. 

Habib Ali Mayong Jepara termasuk sosok ulama yang gayanya nyentrik. Tidak lazim di mata masyarakat awam.

Tapi, gaya nyentrik ini gaya murni yang khas dan disenangi jamaahnya. 

Baca Juga: Kyai Kudus Bergetar Saksikan Karomah Habib Luthfi, Tidak Punya Uang Diperintahkan Naik Haji

Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari bangkitmedia, dikisahkan Habib Ali Mayong adalah sosok yang punya kedekatan dengan Maulana Habib Lutfi bin Yahya Pekalongan. 

Salah satu murid Habib Ali Mayong adalah Mbah Toyik, nama sapaan dari KH Thoriq. Habib Idrus bin Yahya, yang juga murid Habib Lutfi, memberikan kesan yang istimewa ihwal perjalanan unik Habib Ali dan Mbah Toyik.

Perjalanan dari Kudus menuju Pekalongan itu dilakukan dengan mengayuh becak. Tentu saja tukang becak bingung, masak dari Kudus ke Pekalongan pakai becak. 

Tapi, tukang becak itu langganan Habib Ali, jadi ia manut saja. 

Kisah selengkapnya dari Habib Idrus bin Yahya sebagaimana berikut ini. 

 

Alkisah pada suatu hari, sang guru mengajak muridnya (Kyai Thoriq) untuk diajak ke Pekalongan (pertama kali sang kyai dikenalkan Abah).

Dengan menaiki becak langganan, Habib Ali Mayong berkata: “Pak, anter nggih teng Pekalongan.” (Pak, antarkan ke Pekalongan).

Baca Juga: Habib Luthfi Kisahkan Jasad Kuli Angkut Sangat Harum Setelah 9 Tahun Meninggal, Ternyata Ini Rahasianya

Tentu saja tukang becak terbelalak: “Ampun Bib, kulo mboten sagah” (Maaf Bib, saya tidak sanggup).

Habib Ali tersenyum lalu berucap: “Wis Sampeyan asal nggenjot ora usah mikir, mengko nek ora kuat mandeg kemawon” (Sudah tidak usah dipikir. Asal kayuh saja, ntar kalau capek berhenti).

Satu, dua perlahan dikayuh pedal becak dan meluncur ke arah Demak menuju Pekalongan. Kadang si tukang becak dihibur oleh Habib Ali dengan diajak ngobrol. Tak berapa lama, Habib Ali berkata: “Belok kanan nyebrang Pak.”

Tukang becak pun melihat kiri dan kanan kemudian menyebrang. Lalu sampai di gang, Habib Ali memberi aba-aba untuk berhenti. “Niki pundi Bib, terose ajeng teng Pekalongan kok mandap mriki?” (Ini daerah mana Bib, katanya mau ke Pekalongan kok turun di sini?) Tanya tukang becak.

Habib Ali menunjuk salah satu plang toko yang bertuliskan alamat dan nama jalan.

“Lha iku wis tekan Pekalongan” (Lha itu sudah sampai Pekalongan), jawab Habib Ali.

Baca Juga: Kambing Kyai Chudlori Disembelih Gus Dur di Malam Hari, Paginya Santri Tegalrejo Geger, Ini yang Terjadi!

Dengan penasaran tukang becak bergumam: “Duh Gusti, lha nggih pun dugi Pekalongan. Kok mboten kroso kulo?” (Ya Tuhan, lha benar sudah sampai Pekalongan. Kok tidak berasa ya?).

“Sampeyan nunggu mriki, nggih. Ki nek arep wedangan” (Kamu tunggu di sini ya. Ini kalau mau beli minum atau camilan), sambil menyerahkan uang.

Di kediaman, Habib Luthfi bin Yahya sudah selesai masak dan membuat hidangan. Rupanya Habib Luthfi bin Yahya juga merasa kalau ada salah satu guru yang akan berkunjung ke rumah beliau.

Ucap salam Habib Ali bertemu Habib Luthfi bin Yahya, pelukan dan beramah tamah. Kemudian disampaikan maksud bahwa beliau (Habib Ali) dapat petunjuk untuk mengajak muridnya ke tempat Habib Luthfi.

Baca Juga: Khasiat Surat Al-Ikhlas, Hajatmu Dikabulkan, Caranya Simak Ijazah Doa Kyai Ghofur Sunan Drajat

 

Demikian yang dikisahkan Habib Idrus bin Yahya, semoga menambah kecintaan kepada para ulama.***

Editor: Muhammadun

Sumber: Bangkit Media

Tags

Terkini

Terpopuler