Peristiwa Bulan Syawal: Rasulullah Berdakwah ke Thaif namun Mendapatkan Penolakan yang Keras

16 Mei 2022, 01:15 WIB
Rasulullah Muhammad saw. /pixabay/Abdullah_Shakoor

BERITA BANTUL – Pada bulan Syawal, terdapat salah satu fragmen sejarah Rasulullah saw. yang menarik. Itu terjadi sekitar tiga tahun sebelum peristiwa hijrah ke Yatsrib atau Madinah.

Salah satu fragmen sejarah tersebut ialah bahwa Rasulullah Muhammad saw. berdakwah kepada kaum Thaif namun mendapatkan penolakan, bahkan pengusiran.

Setelah kewafatan dua pelindung utama Rasulullah saw., yakni Khadijah dan Abu Thalib, perlakuan kaum musyrik Quraisy Mekkah kepada beliau semakin berani dan semena-mena.

Rasulullah saw. pun berinisiatif untuk berdakwah ke Thaif dan mengajak Bani Tsaqif, penguasa Thaif, agar menerima dakwah beliau.

Baca Juga: Kesederhanaan KH Abdullah Schal Pengasuh Pesantren Syaichona Cholil Bangkalan

Dikutip dan buku The Great Episodes of Muhammad saw. (Noura Books, 2015) karya Dr. Al-Buthy, dikisahkan bahwa Bani Tsaqif menolak Rasulullah saw. mentah-mentah dan memperlakukan beliau dengan kasar seraya melontarkan kecaman dan penghinaan.

Rasulullah saw. pun pergi. Mereka melempari Rasulullah saw. dengan batu, sampai-sampai kedua kaki beliau berdarah. Sementara itu, Zaid bin Haritsah yang bersama beliau terus melindungi beliau dengan badannya hingga menderita banyak luka.

Ketika Rasulullah saw. tiba di kebun Utbah bin Rabiah, mereka berhenti mengejar beliau dan pulang ke rumah masing-masing. Rasulullah saw. berteduh di bawah pohon anggur karena letih dan kesakitan.

Baca Juga: Bolehkah Merayakan Hari Raya Ketupat? Berikut Penjelasan Fatwa Ulama Al Azhar

Di situlah Rasulullah saw. berdoa:

اللّهُمّ إلَيْك أَشْكُو ضَعْفَ قُوّتِي ، وَقِلّةَ حِيلَتِي ، وَهَوَانِي عَلَى النّاسِ، يَا أَرْحَمَ الرّاحِمِينَ ! أَنْتَ رَبّ الْمُسْتَضْعَفِينَ وَأَنْتَ رَبّي ، إلَى مَنْ تَكِلُنِي ؟ إلَى بَعِيدٍ يَتَجَهّمُنِي ؟ أَمْ إلَى عَدُوّ مَلّكْتَهُ أَمْرِي ؟ إنْ لَمْ يَكُنْ بِك عَلَيّ غَضَبٌ فَلَا أُبَالِي ، وَلَكِنّ عَافِيَتَك هِيَ أَوْسَعُ لِي ، أَعُوذُ بِنُورِ وَجْهِك الّذِي أَشْرَقَتْ لَهُ الظّلُمَاتُ وَصَلُحَ عَلَيْهِ أَمْرُ الدّنْيَا وَالْآخِرَةِ مِنْ أَنْ تُنْزِلَ بِي غَضَبَك  أَوْ يَحِلّ عَلَيّ سُخْطُكَ، لَك الْعُتْبَى حَتّى تَرْضَى وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوّةَ إلّا بِك

 

Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kekurangan daya upayaku di hadapan manusia. Wahai Tuhan Yang Maharahim, Engkaulah Tuhan orang-orang yang lemah dan Tuhan pelindungku.

Kepada siapa hendak Engkau serahkan nasibku? Kepada orang jauhkah yang berwajah muram kepadaku atau kepada musuh yang akan menguasai diriku?

Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli karena sungguh luas kenikmatan yang Engkau limpahkan kepadaku.

Aku berlindung kepada Nur Wajah-Mu yang menyinari kegelapan dan karena itu yang membawa kebaikan di dunia dan akhirat dari kemurkaan-Mu dan yang akan Engkau timpakan kepadaku.

Kepada Engkaulah aku adukan halku sehingga Engkau rida kepadaku. Dan, tiada daya upaya melainkan dengan kehendak-Mu.

Baca Juga: Kisah KH Abdullah Schal Bangkalan Ngaji di Pesantren Sidogiri Pasuruan

Mendengar doa tersebut, kedua putra Rabiah merasa iba dan memanggil budaknya, Addas yang beragama Nasrani, untuk memberikan anggur kepada beliau.

“Makanlah!” kata Addas. Beliau mengambilnya, mengucapkan “Bismillah”, lalu memakannya. Lantaran lafal basmalah itu pun Addas kemudian masuk Islam.

Setelah itu, Rasulullah saw. kembali ke Mekkah dengan jaminan keamanan dari Al-Muth'im bin 'Adiy.*** 

Editor: Joko W

Tags

Terkini

Terpopuler