Tanda Kewalian Kiai Hamid Pasuruan Saat Masih Kecil, Bertemu Nabi Saat di Madinah

4 Juni 2022, 17:12 WIB
Tanda Kewalian Kiai Hamid Pasuruan Saat Masih Kecil /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Tanda kewalian Kiai Hamid Pasuruan ternyata sudah muncul sejak masa kecilnya, yakni saat saat berangkat haji. 

Yang menjadi saksi adalah kakeknya sendiri, KH Muhammad Shiddiq Jember. 

Betapa kagetnya sang kakek, karena Kiai Hamid Pasuruan mengaku melihat Nabi dan mencium tangan Nabi. 

Baca Juga: Berangkat Haji, Kiai Hamid Pasuruan Bertemu Sayyid Muhammad di Depan Makam Rasulullah

Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, bahwa siapa yang bertemu Nabi saat mimpi seperti melihat Nabi saat terjaga. 

من رآنى فى المنام فسيرانى فى اليقظة 

"Siapa yang melihatku ketika mimpi maka dia akan melihatku ketika sadar." (HR. Bukhari)

Dikutip dari catatan KH Ahmad Gholban Aunirrahman di facebook pribadinya, dikisahkan bahwa semua bermula dari perjalanan haji KH Muhammad Shiddiq Jember bersama cucunya yang masih kecil, Kiai Hamid, dan keluarga besar KH Muhammad Shidiq.

Baca Juga: Mau Punya Keturunan yang Sholih? Amalkan Doa Kiai Hamid Pasuruan Ini

Ketika perjalanan ke Madinah, KH Muhammad Shiddiq bertemu dan melihat Nabi Muhammad dalam keadaan sadar (yaqdzatan). 

Semua keluarga KH Muhammad Shiddiq yang masih kecil semua ketika itu belum bisa melihat Nabi, tapi, alangkah kagetnya KH Muhammad Shiddiq ketika Kiai Hamid yang masih kecil tiba-tiba menghampiri Nabi dan mencium tangan Nabi.

Sejak saat itu, KH Muhammad Shidiq memberi perhatian khusus kepada Kiai Hamid, termasuk dalam ijazah dan wirid dan wasiat bila Kiai Hamid sudah besar supaya dinikahkan dengan saudari sepupunya sendiri.

Dijelaskan juga, seorang Wali dari Mesir dan juga Syaikhul Azhar, Syaikh Abdul Halim Mahmud, menjelaskan bahwa seseorang menjadi wali Allah ada dua cara.

Baca Juga: Karomah Kiai Hamid Pasuruan Menembus Hati Kiai Djazuli Utsman Ploso

Pertama, wali kasbi, atau menjadi wali karena berusaha.

Kedua, wali hibah, menjadi wali karena pemberian Allah tanpa usaha terlebih dahulu dan biasanya dimulai ketika masih kecil, ini terjadi karena doa leluhurnya.

Kiai Hamid adalah jenis wali kedua. Persis seperti Nabi Isa dan Nabi Yahya yang mulai kecil sudah mendapat wahyu dari Allah karena doa leluhurnya.

Ditegaskan pula, banyak hal yang menjadi bukti bagaimana Kiai Hamid begitu mencintai Nabi Muhammad dan bagaimana Nabi Muhammad mencintai Kiai Hamid.

Pertama, kebiasaan Kiai Hamid adalah sering melakukan perjalanan haji, perjalanan ibadah dan mengunjungi kekasih hati Nabi Muhammad.

Baca Juga: Pawang Hujan Tambakberas, Kesaktian Waliyullah Kiai Hamid Chasbullah

Sampai karena terlalu seringnya, akhirnya Kiai Hamid dipanggil oleh Habib Ja'far Assegaf Pasuruan yang intinya supaya tidak terlalu sering ke Makkah Madinah untuk menjaga perasaan kaum muslimin yang belum bisa pergi ke Tanah Suci.

Setelah dinasehati seperti itu, Kiai Hamid menangis tersedu-sedu.

Di satu sisi Kiai Hamid ingin mentaati Habib Ja'far Assegaf namun di satu sisi beliau juga sangat bersedih karena tidak bisa lagi sering mengunjungi Nabi.

Kedua, tanda lain kecintaan Kiai Hamid pada Nabi Muhammad adalah kesenangan beliau membaca sholawat dalam kitab dalail khairat. Amalan ini beliau peroleh dari kakek beliau KH Muhammad Shidiq.

Baca Juga: Menangis Hutang Jatuh Tempo, Kisah Santri Rasakan Karomah Kiai Hamid Pasuruan

Bahkan Kiai Hamid menasehati seseorang yang lebih senang membaca hizb untuk kesaktian daripada membaca sholawat dalail khairat.

Kiai Hamid dawuh, dulu ada dua kiai yang satunya istiqomah membaca hizb jaljalut untuk kesaktian dan satunya istiqomah membaca sholawat dalail khairat yaitu KH Muhammad Shiddiq.

Lalu Kiai Hamid menjelaskan, kiai yang istiqomah membaca sholawat dalail yakni KH Muhammad Shiddiq lah yang akhirnya dikaruniai Allah keturunan yang sholih-sholihah.

Terbukti, dari KH Muhammad Shiddiq lahirlah di antaranya dua putra beliau, yang satunya putra pertama menjadi Ketua Umum PBNU pada zaman Jepang sebelum merdeka, yaitu KH Mahfudz Shiddiq dan yang kedua putra terakhir yang menjadi Rais 'Aam PBNU yaitu KH Ahmad Shiddiq.

Baca Juga: Rahasia Kewalian Kiai Hamid Pasuruan Disingkap Wali Ulama Besar Makkah

"Dan sebenarnya masih banyak lagi cerita bagaimana kecintaan KH Hamid pada Nabi Muhammad yang tidak bisa saya sampaikan secara terperinci," tegasnya di akun facebook pribadinya yang diunggah pada 31 Oktober 2019.***

Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler