BERITA BANTUL – Ibrahim bin Adham pernah bekerja sebagai penjaga kebun anggur. Dia sangat amanah dan penuh tanggung jawab.
Ibrahim bin Adham adalah seorang sufi atau mistikus Islam yang sangat terkenal di eranya bahkan hingga kini.
Pada mulanya, dia adalah seorang pemimpin dan berdarah bangsawan. Dia tumbuh dalam lingkungan yang bergelimang harta.
Akan tetapi, dia meninggalkan itu semua. Dia keluar dari istana seperti kisah Siddharta Gautama atau Mahavira.
Baca Juga: Sejarah Nama Sayyidina Husein Cucu Rasulullah, Dikisahkan Langsung Imam Ali
Setelah menjadi seorang sufi yang zuhud, pekerjaannya tidak menentu. Dia bekerja apa saja yang penting halal.
Dikutip dari buku berjudul Qisasul Auliya’ (Qaf, 2020) karya Muhammad Khalid Tsabit, dikisahkanlah seorang Ibrahim bin Adham yang bekerja sebagai penjaga kebun anggur.
Meskipun Ibrahim bekerja sebagai penjaga kebun anggur, nyatanya dia tidak pernah merasakan satu buah pun dari kebun yang dijaganya.
Dengan begitu, dia tidak dapat membedakan mana anggur yang manis dan mana yang asam. Dia kukuh menjaga amanah harta yang dijaganya, apa pun yang terjadi.
Pada suatu hari, seorang penguasa lewat ketika Ibrahim menjaga kebun anggur tersebut.
“Berikan padaku sebagian anggur itu!” perintah penguasa itu.
Ibrahim menjawab dengan berani, “Pemilik kebun anggur ini tidak mengizinkanku.”
Maka, penguasa itu mengangkat cambuknya dan memukulkannya pada kepala dan wajah Ibrahim.
Ibrahim mulai menundukkan kepalanya dan berkata, “Pukullah kepalaku selama ia bermaksiat kepada Allah!”
Ibahim tak menyerahkan sebiji anggur pun kepada penguasa itu. Dia diamanahi untuk menjaga kebun tersebut. Oleh karena itu, dia bertanggung jawab terhadap keutuhannya.
Baca Juga: Inilah Zikir yang Diamalkan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz di saat Idul Adha atau Idul Fitri
Demikianlah kisah Ibrahim bin Adham yang bekerja sebagai penjaga kebun anggur. Sikap amanah dan tanggung jawab yang ditunjukkannya begitu luar biasa.
Dia tidak menjadi pagar makan tanaman. Apa yang dilakukannya adalah kebenaran, bahkan dia berani rela berkorban demi yang diamanahkan kepadanya.
Inilah keteladanan yang luar biasa.***