Kisah Haru Awal dan Akhir Sayyidina Husein dengan Dzuljannah, Kuda Kesayangan Cucu Rasulullah

12 Juli 2022, 15:00 WIB
Kisah Haru Awal dan Akhir Sayyidina Husein dengan Dzuljannah, Kuda Kesayangan Cucu Rasulullah /facebook/udin/

BERITA BANTUL – Berikut adalah kisah haru awal pertemuan dan akhir dari Sayyidina Husein dengan kuda kesayangannya Dzuljannah.

Dzuljannah adalah seekor kuda yang diberikan oleh Rasulullah SAW kepada Sayyidina Husein, ini adalah kisah awal pertemuan dan akhir mereka.

Kisah kuda Sayyidina Husein ini tidak banyak yang tahu, padahal sangat haru dan inilah kisah awal dan akhir pertemuan mereka.

Baca Juga: Syair Imam Syafi'i untuk Sayyidina Husain Cucu Rasulullah yang Tewas di Karbala

Dzuljannah adalah kuda berwarna putih yang dimiliki oleh Sayyidina Husein, memiliki tubuh yang gagah dan perkasa dengan otot yang mengembang.

Dzuljannah sebelumnya dimiliki oleh orang Arab yang bernama Haris, ia sebelumnya memiliki nama Murtajiz dan Maimun.

Karena memiliki suara ringkikan yang nyaring dan merdu, akhirnya Sayyidina Husein memberikan nama baru yaitu Dzuljannah.

Dzuljannah diberikan kepada Rasulullah SAW kepada Sayyidina Husein iktika ia masih kecil.

Baca Juga: Cara Peringati Wafatnya Sayyidina Husein: Golongan Syiah dengan Upacara Menyakiti Diri, Gus Baha: Cukup Ini

Kala itu Sayyidina Husein diajak oleh Rasulullah untuk jalan-jalan ke salah satu sahabatnya yaitu Haris tadi.

Disana Sayyidina Husein selalu memperhatikan kuda kecil yang tidak lain adalah Dzuljannah.

Melihat ketertarikan tersebut, Rasulullah SAW bertanya kepada Sayyidina Husein.

“Husein ku sayang, inginkah kamu menaiki kuda tersebut?”

Baca Juga: Nazar Ibu di Karbala, Sebuah Puisi Karya Gus Mus untuk Mengenang Tragedi Karbala

“Ya kakek, akum mau,” jawab Husein.

Kemudian Rasulullah meminta kepada Haris untuk diberikan pelana pada Dzuljannah, dan Ketika Sayyidina Husein mendekat, tiba-tiba ia langsung menunduk seolah mempermudah ia dinaiki.

Melihat hal tersebut, para sahabat yang ada disana merasa takjub dan senang melihat moment tersebut.

Dzuljannah pun terlihat ketika berjalan sambal memperhatikan Sayyidina Husein diatasanya.

Baca Juga: Kejamnya Situasi Politik Jadi Penyebab Terpenggalnya Kepala Sayyidina Husain Pada Tragedi Karbala

Melihat keakraban sang cucu dan Dzuljannah, kemudian Rasulullah SAW membelinya dan berubahlah nama kuda tersebut menjadi Dzuljannah.

Ketika Nabi Muhammad SAW melihat hal ini, air mata beliaupun mulai mengalir di pipi.

Seketika pertemuan moment tersebut berubah yang semula Bahagia melihat Husein dan Dzuljannah menjadi kesedihan yang yang mencucurkan air mata.

“Hari ini adalah suasana gembira, melihat cucu Engkau berada diatas punggung kuda, tapi mengapa Engkau menangis ya Rasul,?” tanya salah satu sahabat.

Baca Juga: Kronologi Tragedi Karbala, Terpenggalnya Kepala Sayyidina Husain Cucu Rasulullah, Jangan Baca Jika Tak Sanggup

Kemudian Rasulullah SAW menjawab:

Kalian tidak akan membayangakan apa yang telah aku lihat, adegan itu sangat jelas di depan mataku.

Ketika, Murtajiz yang anggun ini telah memanggul cucu tersayangku di punggungnya dengan hati-hati dengan menekuk keempat kakinya.

Kelak, akan datang waktunya ketika cucuku tidak akan mampu menjaga dirinya diatsa pelana, karena kondisinya yang terluka parah.

Baca Juga: Alasan Pasukan Kufah Memenggal Kepala Sayyidina Husain Cucu Rasulullah, Ustadz Abdul Somad Ungkap Penyebabnya

Dan Mutajiz yang sangat anggun ini akan menurunkan cucuku di atas pasir gurun yang membakar padang Karbala dengan perhatian yang sama.

Yaitu keempat kakinya dan duduk di tanah, seperti yang baru kalian lihat.

Mendengar jawaban Rasulullah SAW ini, para sahabat menangis dan htak mampu berkata apa-apa lagi.

Dan dalam usia 55 tahun Sayyidina Husein ternyata apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW itu terjadi.

Baca Juga: Keistimewaan Imam Ali bin Abi Thalib Pemimpin Umat Islam dari Keluarga Bani Hasyim

Yaitu ketika Sayyidina Husein tersungkur dan jatuh pada pertempuran Karbala, Dzuljannah berjalan mengitarinya.

Melindungi junjungannya dari serangan musuh yang datang dari segala arah.

Ia mengusap kepada Sayyidina Husein yang bersimbah darah, seolah berkata: ayo bangun, kita lahir bersama tuannku!

Puluhan orang berbondong untuk mengakhiri hidup Sayyidina Husein, namun Dzuljannah tetap bertahan dan mengibaskan kaki dan ekornya dengan perkasa.

Baca Juga: Sayyidina Ali Paling Terdepan Dukung Nabi Saat Ajak Bani Abdul Muthalib Masuk Islam

Sehingga orang dan kuda lainnya jatuh silih berganti.

Dalam moment terakhir kebersamaan Sayyidina Husein dan Dzuljannah ini, sang cucu Rasulullah SAW tersebut berkata:

“Pergilah Dzuljannah, kuda kesayanganku.. sampaikan kepada istri dan anakku, bahwa aku menyayangi mereka dan umat Islam,”

Mendengar ucapan terakhir tuannya tersebut, Dzuljannah kemudian melengking dengan jeritan yang keras, teriakannya menandakan kesedihan yang dalam.

Baca Juga: Ini Perkataan Terakhir Sayyidina Husein Cucu Rasulullah Sebelum Dipenggal Kepalanya

Dengan perintah terakhir itu Dzuljannah berlari sekencang dan sekuat tenaga mungkin, walaupun dengan luka panah yang masih berada di tubuhnya.

Ia kemudian menuju ke tenda perempuan, menemui keluarga dan anak Sayyidina Husein.

Setelah itu, Dzuljannah tidak pernah terlihat lagi.

Itulah kisah haru dari awal dan akhir pertemuan Sayyidina Husein dan Dzuljannah.***

Editor: Ahmad Syaefudin

Sumber: Bangkit TV

Tags

Terkini

Terpopuler